Kelvin pergi mencari rekap medis milik Fika, mencaritahu kenapa anak itu berada di rumahsakit ini. Sedangkan itu Ify dan Fika tengah mengobrol melepas rindu di ruangan Kelvin.
Ify yang duduk di sofa dan Fika di sebelahnya, menyenderkan kepalanya di bahu Ify, Ify pun dengan senang hati merangkul dan menepuk-nepuk kepala Fika pelan dengan sayang.
"Fika kangen banget sama mamah, selama ini Fika bisa liat mamah cuman di foto doang"
"Mamah juga kangen sama Fika, kangen banget. Sekarang putri kecil mamah udah besar" Fika menegakkan duduknya dan menghadap Ify.
"Fika dalidulu pengen banget dengel pujian dali mamah. Fika cantik kan kaya mamah?" Tanya nya seraya menaruh kedua tangannya di dagu dan memasang wajah imut
Ify tersenyum melihat tingkah putri kecilnya itu. "Fika lebih cantik dari mamah, Fika anak paling cantik di dunia" Ify memegang kedua pipi Fika dan menekannya pelan dengan gemas sehingga membuat bibir Fika menjadi manyun.
"Fika seneng banget, akhilnya Fika bisa liat mamah langsung, engga lewat foto lagi. Fika bisa celita sama mamah langsung, engga lewat foto lagi, telus Fika juga bisa meluk mamah langsung kaya gini" ujarnya tulus mengeluarkan isi hatinya, tangan kecil nya memeluk Ify
Ify terdiam mendengar ucapan Fika, entah kenapa hatinya tersayat mendengar pengakuan dari Fika. Ify pun balas memeluk Fika dengan erat dan mencium puncak kepala Fika.
"Maafin mamah ya nak, mamah gak ada maksud buat Fika sedih"
"Mamah gausah minta maaf, Fika tau kok kalau mamah sakit. Kata papah juga mamah lagi belobat jadi ninggalin Fika sama Papah."
"Hmm Fika, mamah boleh tanya?"
"Boleh dong"
"Emangnya papah Fika sering ceritain mamah Ify ya ? Terus Fika katanya liat mamah di foto aja, emang foto mamah di pajang di rumah?" Fika mengangguk dengan semangat.
"Papah seling celita, celita gimana baiknya mamah, celita kalau mamah sayang banget sama Fika juga papah, celita kalau mamah cantik banget, dan emang benel telnyata mamah cantik banget sama pelsis kaya di foto"
"Telus foto mamah juga ada di kamal Fika, sama di kamal papah. Papah selalu meluk foto mamah pas tidul kalau papah kangen sama mamah, Fika pelnah liat bebelapa kali soalnya." Ify diam mendengarkan cerita dari Fika. Hatinya merasa terbang saat Fika menceritakan hal positif itu kepadanya.
'kalau Rio masih simpen foto aku, terus gimana sama perempuan itu? Apa dia gak cemburu?' Pikiran Ify berlatih kembali menuju perempuan yang ada di sebelah Rio, memegang lengan Rio erat saat itu.
"Mamah, kenapa bengong? Mamah kangen papah ya? Soalnya papah suka bengong juga kalau lagi kangen sama mamah"
Ify tersenyum ke arah Fika dan kembali memeluk putrinya itu, rasa rindunya masih terasa berat, masih belum puas tersalurkan.
"Iya sayang, kangen banget. Mamah kangen sama kalian berdua" Ify berkata jujur.
"Oh iya, Fika kenapa ada di rumahsakit?" Tanya Ify
"Pelutnya Fika sakit mah, telus sama papah di bawa kesini deh, kata doktel Fika gaboleh makan sembalangan di sekolah"
"Terus sekarang gimana ? Masih sakit nak?"
"Engga dong, Fika kan kuat. Fika hali ini dibolehin pulang sama doktel"
"Mamah mau ikut pulang kan sama Fika? Papah pasti seneng ketemu mamah" tanya Fika dalam pelukan Ify
Ify memejamkan kedua matanya 'papah kamu justru sudah melupakan mamah nak, dia udah ada wanita lain sekarang yang menggantikan mamah' batin nya kembali berbicara
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Vs Baby
FanfictionGanteng ? ✅ Keren ? ✅ Segala bisa ? ✅ Tapi jika harus mengurus seorang bayi ? ❌ Awalnya ia bisa mengurus bayi itu karena bantuan dari sahabatnya, Ify. Sahabatnya itu membantu mengurus bayi mungil nya itu. Karena setiap hari mengurus bayi bersama...