Hyunjin hanya diam sembari memandang wajah sembab Yeri. Air matanya bahkan mengering di pipi mulus gadis itu. Melihat Yeri menangis, Hyunjin juga ikut merasakan sakitnya, ikatan mereka kuat, sejak lahir mereka selalu bersama hingga kini.
Satu tahun lalu, ia juga menemukan Yeri yang menangis histeris di jalan sembari berteriak nama Yoongi. Dan sejak saat itu Hyunjin selalu berjanji pada dirinya untuk tidak membuat Yeri menangis, tapi sayang, hari ini ia gagal. Dan ia merasakan kecewa, pada dirinya sendiri.
Hyunjin menghela napas berat. Ia usap lembut rambut Yeri yang tertidur, membersihkan sisa-sisa air mata yang mulai mengering dengan ibu jarinya, lalu mengecup kening Yeri lama.
"Jangan menangis lagi Yeri, kau tidak tahu bagaimana sakitnya aku melihatmu seperti ini, sakit sekali Yeri-ya."
Hyunjin menegakkan tubuhnya, ia melangkah menuju pintu kamar untuk menyiapkan bubur, untuk Yeri makan nanti jika sudah bangun.
Ketika membuka pintu kamar, ia sedikit terkejut ketika melihat ibu Yeri di sana hendak mengetuk pintu kamarnya.
"Mama," ucap Hyunjin.
Ibu Yeri tersenyum, wajahnya tampak sekali gusar dan penuh kekhawatiran. Hyunjin bisa melihatnya, sangat jelas wanita ini mencemaskan Yeri.
"Mama, mencari Yeri?" tanya Hyunjin.
"I-iya, apa Yeri ada?"
Hyunjin tersenyum tipis lalu mengangguk. Ia menoleh ke belakang untuk melihat Yeri. "Dia baru saja tertidur, setelah menangis cukup lama. Hyunjin pikir, biarkan Yeri di sini dulu Ma. Mama jangan khawatir, Hyunjin akan menjaga Yeri," ujarnya.
Wanita yang masih tampak cantik dengan usia yang sudah memasuki tiga puluh tujuh tahun itu pun menghela napas lega.
"Terimakasih Hyunjin," ucapnya.
Hyunjin tersenyum tipis lalu mengangguk pelan. "Iya Ma. Hyunjin mau buatkan bubur untuk Yeri dulu, Mama masuk saja jika mau lihat Yeri."
Ibu Yeri menggeleng pelan. "Mama hanya ingin memastikan Yeri di sini, sekali lagi terima kasih."
***
Yeri bangun dari tidurnya, kepalanya terasa berdenyut nyeri, matanya juga sulit sekali untuk terbuka, ini efek dari terlau banyak menangis.
Gadis itu mencoba mendudukkan diri, namun tangan seseorang yang berada di perutnya, membuatnya jadi sulit untuk bangun. Itu Hwang Hyunjin.
Yeri menghela napasnya pelan, ia menyingkirkan tangan Hyunjin dari atas perutnya, dan itu malah membuat Hyunjin bangun.
"Yeri, sudah bangun?" tanya Hyunjin.
Gadis itu menjawab hanya dengan bergumam pelan, lalu bangkit dari kasur Hyunjin dan melangkah ke kamar mandi.
Hyunjin sendiri ikut bangun dan duduk di pinggir kasurnya. Sebenarnya ia masih mengantuk, tapi jika dia terus tidur, siapa yang akan menghangatkan bubur ayam yang dia buat tadi? Dan memastikan Yeri makan. Yeri pasti tidak mau makan jika kondisinya masih dikelilingi awan hitam begitu.
---
Hyunjin yang tengah mengaduk bubur yang sedang dihangatkan pun sedikit terkejut, karena tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Itu Yeri, memangnya siapa lagi, tidak mungkin Hwang Minhyun, kan?
"Kenapa?"
"Aku lapar," ucap Yeri pelan.
Hyunjin terkekeh lalu mematikan kompor dan berbalik menatap Yeri. "Makan bubur, mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Min[Dibukukan]
Fanfiction⚠️[Chapter tidak lengkap!] Dia mantan kekasihku, lalu kenapa harus berubah status menjadi ayahku? "Rasanya aku ingin mati saja." Jung Yeri, masih sangat mencintai Yoongi nya, namun takdir merubah segalanya. Min Yoongi, mantan kekasihnya kini telah b...