Yeri memasuki rumahnya, hari sudah gelap, selain banyak kelas hari ini, ia juga berkumpul bersama teman-temannya yang lain hingga larut. Saat pulang pun lampu di ruang tamu sudah mati.
Ketika baru menginjakkan kakinya di satu anak tangga, lampu tiba-tiba hidup, Yeri berbalik, menoleh tepat di mana saklar berada.
Di sana, seorang Min Yoongi berdiri, sembari bersedekap dada, menatap tajam pada Jung Yeri.
"Selarut ini baru pulang?"
Yeri melihat ke arah lain. "Jangan mencoba bersikap seperti kau Papaku."
Setelahnya, gadis itu kembali melangkah, tidak peduli Yoongi yang terus memanggilnya.
***
Yeri membuang tasnya ke sembarang tempat, merebahkan tubuhnya di atas ranjang, lalu merogoh sakunya untuk mengambil ponsel.
"Hyunjin masih marah? Tidak ada ucapan selamat tidur?" gumamnya.
"Mungkin dia masih marah."
Gadis itu membalik tubuhnya menjadi telungkup, ia ingat percakapannya di Kafe tadi bersama Hyunjin.
Kafe mulai sepi, tapi Hyunjin dan Yeri sama sekali beranjak dari sana, padahal teman-temannya juga sudah pulang.
"Jin, aku tidak tahan di rumah, sungguh."
Hyunjin yang tadinya sedang memperhatikan gelas ice coffee-nya sekarang menatap Yeri.
"Sudah ku bilang, tinggal di rumahku saja."
Yeri menggeleng pelan. "Itu sama saja, kita bertetangga." Lalu ia menunduk, menatap lantai, karena saat ini benda itu lebih menarik.
"Atau aku tinggal bersama nenek saja ya?" Yeri mendongak, menatap Hyunjin.
"Nenek? Tidak masalah, tapi 'kan, aku jadi jauh jika harus menjemputmu ke sana," ujar Hyunjin lalu meminum ice coffee-nya.
"Bukan Jin." Yeri menatap Hyunjin ragu. "Orang tua Papa, di Jerman."
"Uhuk, uhuk!"
Yeri panik, ketika Hyunjin terbatuk-batuk. Gadis itu berdiri, lalu menghampiri Hyunjin dan menepuk-nepuk punggung laki-laki itu hingga merasa baikan.
"Kau, uhuk... Apa? Jerman?!"
Yeri kikuk, ketika Hyunjin menatapnya tajam, gadis itu menunduk.
"Yeri, kau tidak serius 'kan? Kau mau ke Jerman itu hanya angan-angan 'kan? Kau tidak mungkin meninggalkan aku 'kan?"
"Maaf."
Hyunjin mengusap kasar wajahnya, laki-laki itu berdiri lalu mengambil tasnya, ia melangkah pergi lebih dulu.
"Hyunjin."
"Aku ingin pulang, sudah larut."
Dan dengan lesu, Yeri mengambil tasnya dan menyusul Hyunjin.
"Uh, Hyunjin jangan marah."
Yeri menenggelamkan wajahnya pada bantal, gadis itu terisak pelan, hingga tertidur.
***
"Pagi sayang. Waah warna rambut baru, hum?"
Yeri hanya tersenyum tipis, membalas sapaan sang ibu, lalu mendudukkan dirinya.
"Wajahmu membengkak, apa kau baik-baik saja?"
"Uh?" Yeri mendongak, menatap sang ibu. "Ah ya, i'm oke, Ma."
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Min[Dibukukan]
Fanfiction⚠️[Chapter tidak lengkap!] Dia mantan kekasihku, lalu kenapa harus berubah status menjadi ayahku? "Rasanya aku ingin mati saja." Jung Yeri, masih sangat mencintai Yoongi nya, namun takdir merubah segalanya. Min Yoongi, mantan kekasihnya kini telah b...