DM 03. Sick

5.8K 823 134
                                    

Kangen Kim gak? Kangen gak? Mana coba buktinya kalo kangen? Wkwkwkwk, gilaa guaaaaaa :")

Udah baca ya, maaf typo 🌝

❤❤❤❤❤❤❤

Hati Yeri panas, makan pun ia sangat tidak berselera. Yeri merutuk dirinya, kenapa ia harus terjebak di sini? Kenapa ia harus pulang tadi dari rumah Hyunjin? Ia benar-benar ingin berteriak betapa kesalnya ia saat ini, tapi tak bisa. Ia tidak mau dianggap gila oleh kedua orang itu.

"Apa makanannya enak?"

"Ya, apa kau memasaknya sendiri, noona?"

WHAT?! NOONA?!

Yeri tersenyum kecut, tangannya semakin kuat mencengkram sumpit dan sendoknya, ia benar-benar muak.

Sret!

Yeri meletakkan sumpit dan sendoknya, lalu berdiri, ia mencoba tersenyum, namun lagi-lagi terkesan memaksa.

"Yeri sudah kenyang, Ma. Yeri akan ke atas," ujarnya, lalu membungkukkan tubuhnya dan beranjak pergi.

Ibu Yeri pun menatap pada Yoongi tidak enak. "Maafkan Yeri, ya. Dia, dia...."

"Tidak apa, Noona," ucap Yoongi lalu menggenggam tangan Haera—nama ibu Yeridengan lembut.

Haera tersenyum. "Ya sudah, lanjutkan saja makannya," ujarnya.

Yoongi tersenyum lalu mengangguk, ia menatap kursi kosong di mana Yeri duduk tadi, lalu menghela napas pelan.

Kenyang apanya? Kau bahkan tidak menyentuh makananmu, Yeri.

---

"Yeri, kau mau ke mana?" tanya Haera, ketika melihat Yeri melangkah menuju pintu utama dengan tas di punggungnya.

"Menginap di rumah Hyunjin, ada tugas kelompok yang harus di selesaikan malam ini," jawab Yeri lalu membuka pintu utama.

"Yeri, tapi Yoongi masih di sini."

Yeri menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap ibunya dan Yoongi bergantian lalu mengangkat sudut bibirnya. "Lalu? Urusannya denganku apa? Dia kan calon suami Mama, bukan calon suamiku." Yeri menutup pintu dengan kasar dan melanjutkan langkahnya, lagi-lagi rasanya Yeri ingin menangis.

Kenapa sesakit ini?

Satu sisi, Yoongi sendiri lagi-lagi terpatung, kenapa kalimat Yeri membuat nyeri pada hatinya, seolah fakta hanya menyakitkan.

***

Tidak ada tugas atau apapun, di rumah Hyunjin, Yeri hanya duduk di pangkuan laki-laki itu, dan bersandar pada dadanya yang mulai bidang. Laki-laki itu tengah bermain play station-nya. Hyunjin tidak keberatan, ia sudah biasa begini, membiarkan Yeri bermanja padanya.

"Kenapa lagi?" tanya Hyunjin tanpa melihat Yeri, fokusnya masih pada layar televisi ukuran besar di kamarnya itu.

"Selain Nama bilang akan menikah, tadi calon suami Mama datang, dan kami makan malam bersama," ujar Yeri, sembari menusuk-nusuk pelan tangan putih Hyunjin.

"Kenapa? Calon suami mama jelek? Tua? Gendut? Atau brewokan?"

Yeri menggeleng pelan dan memutar tubuhnya lalu memeluk Hyunjin, menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher laki-laki itu. "Dia tampan Hyunjin, tubuhnya ideal, dia putih sekali, kulitnya seperti berlian begitu berkilau, hiks ... Dia ... hiks, dia...."

Daddy Min[Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang