Ga jadi revisi. Masih tulisan lama, insyaallah secepatnya ditamatin :)
※Sisi Yoongi yang Lain※
◆민 아빠◆
Yoongi benar-benar menepati janjinya, laki-laki itu kembali setelah selesai rapat. Bahkan mengatakan akan menginap malam ini.
Yeri tentu saja senang, kekasihnya akan menemaninya sepanjang malam. Jarang sekali mereka bisa menghabiskan waktu berdua seperti ini.
"Kau bilang apa pada Mama?" tanya Yeri.
Yoongi menunduk, untuk menatap wajah Yeri yang kini bersandar pada dadanya. "Aku lembur, dan akan tidur di kantor saja, begitu."
"Ohh..." Yeri mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Mau makan tidak?" tanya Yoongi.
Yeri kembali mendongak dan mengangguk cepat. "Iya, aku belum makan dari tadi siang."
"Astaga...." Yoongi menghela napasnya. "Kenapa? Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk memesan makanan tadi?"
"Um...." Yeri tersenyum lebar. "Tapi aku maunya sama Daddy."
"Yeri, hentikan." Yoongi terkekeh pelan. "Jangan pasang wajah seperti itu, aku bisa saja memakanmu kembali saat ini."
Mendengar hal itu, Yeri langsung berdiri dan sedikit menjauh. "Tidak mau, aku belum makan, aku lapar!"
Yoongi terkekeh pelan. "Baiklah, kita makan, setelah selesai kau makan, giliranku untuk makan."
"Shireo!"
***
Usai makan malam, Yeri langsung tidur, gadis itu benar-benar menolak Yoongi mentah-mentah, oh ayolah, siang tadi mereka sudah melakukannya, bukan sekali, tapi berkali-kali.
Salahkan Yoongi yang seperti seorang remaja kelebihan hormon.
"Yeri ... kau benar-benar tidur? Ayolah, aku belum mendapatkan hidangan penutup sayang."
Yeri menggeliat pelan, gadis itu tidak benar-benar tidur, hanya saja, menghindari Yoongi.
"Yeri ... satu kali saja, ya, ya?"
Tidak ada tanggapan, malah Yeri yang semakin menenggelamkan dirinya ke dalam selimut tebal itu.
"Kau tidak mau? Kenapa?" Yoongi menghela napasnya. "Tidak mau menjawab? Aku tahu kau belum tidur Sayang, baiklah, aku akan memaksa kalau begitu."
Dan setelah Yoongi bicara demikian, laki-laki itu langsung menarik selimut Yeri hingga gadis itu terkejut dan membuka matanya. Yeri menatap Yoongi bingung.
"Ada apa denganmu?"
Yoongi tersenyum, senyuman miring tepatnya. "Kenapa kau menolakku?"
Yeri mengernyit. "Aku tidak menolakmu."
Yoongi mendengus, laki-laki itu menaiki kasur, merangkak naik mengukung tubuh Yeri di bawahnya. "Aku tidak suka penolakan Yeri." Ia kembali menegakkan tubuhnya, mengambil sebuah dasi miliknya yang berada di atas nakas, lalu mengangkat kedua tangan Yeri ke atas kepala, dan mengikatnya.
"O-oppa..."
"Call me Daddy."
Yeri menatap Yoongi takut, suara laki-laki itu terdengar sangat dingin, bahkan tatapan matanya pun seperti bukan Yoongi yang ia kenal.
"Oppa ... akhh!" Yeri memekik pelan, ketika Yoongi mengencangkan ikatan di tangannya. Laki-laki itu menunduk, mendekatkan wajahnya dengan Yeri.
"Aku bilang, panggil aku Daddy, mengerti sayang?"
Yeri mengangguk pelan. "I-iya, D-daddy..."
Yoongi tersenyum puas, laki-laki itu kembali menegakkan tubuhnya kembali, lalu melepaskan seluruh kancing kemeja dan membukanya. Ia juga membuka celananya dan membuangnya asal.
Yeri hanya bisa diam, dengan menahan air matanya agar tidak tumpah, entah kenapa, malam ini Yoongi tampak berbeda.
"Kau dan Hyunjin, kalian berbaikan?" tanya Yoongi, nada suaranya masih sama, terdengar begitu menakutkan untuk Yeri sekarang.
"Jawab Yeri!"
Yeri mengangguk cepat, ia tidak ingin mengambil resiko Yoongi akan marah lagi padanya.
"Kemarin, dia menginap di sini?"
Dan lagi Yeri mengangguk pelan.
Yoongi mendengus sinis, laki-laki itu kembali tersenyum tipis dan mendekatkan wajahnya. "Aku ... tidak ... suka ... itu." Ia usap wajah Yeri pelan. "Jangan terlalu dekat dengannya, agar kau mau menurut, terpaksa aku harus menghukummu malam ini."
Dan setelahnya, Yeri pasrah, Yoongi berlaku kasar padanya malam ini, tanpa ampun, Yoongi tidak memberi sedikitpun untuknya bernapas, atau sekedar menarik napas.
Laki-laki itu benar-benar menghancurkannya malam ini, membuatnya benar-benar sampai kelelahan.
---
Yoongi duduk termenung, di pinggir kasur, sesekali laki-laki itu melirik ke arah Yeri yang tidak sadarkan diri, ya Yeri pingsan, dan itu karenanya.
"Maaf...." Yoongi berujar lirih, ia merangkak naik, mendekati Yeri lalu mengusap lembut pipi gadisnya. "Maafkan aku sungguh, aku terlalu emosi Yeri."
Yoongi ikut merebahkan tubuhnya di samping Yeri, masuk ke dalam selimut, mendekap tubuh polos Yeri dengan erat dan memberikan beberapa kecupan kecil di pucuk kepala gadisnya.
"Maafkan aku."
***
Pagi tiba, mata Yeri mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya terbuka. Pandangan pertama yang dilihatnya adalah Min Yoongi, yang tersenyum manis sembari mengusap lembut pipinya.
Yeri hanya diam, memandang lamat wajah itu, gadis itu masih belum percaya, bahwa yang kini di lihatnya adalah Yoongi yang sama tadi malam. Pagi ini laki-laki itu tampak seperti malaikat, bukan iblis seperti semalam yang bercinta dengannya hingga ia pingsan.
"Maafkan aku," ucap Yoongi, seolah mengerti dengan tatapan mata Yeri yang menyiratkan sebuah rasa takut padanya.
"Aku benar-benar minta maaf, Yeri. Semalam aku terbawa emosi, kumohon maafkan aku."
Yeri menghela napasnya, ia tahu, bahwa semalam bukanlah Yoongi-nya. Gadis itu mengangguk, lalu membawa tangannya untuk mengusap lembut pipi Yoongi.
"Tidak apa, aku mengerti."
Dan ketika Yeri akhirnya membuka suara, air mata Yoongi terjatuh lewat ujung matanya. Melihat tatapan itu, membuatnya benar-benar merasa bersalah karena sudah berbuat kasar pada gadis itu semalam.
"Jangan menangis, Daddy, aku tidak apa, jangan khawatir."
Yoongi tersenyum, walau air matanya sulit berhenti, laki-laki mendekat dan menarik Yeri ke dalam pelukannya.
"Terima kasih."
~18 April 2019
▶◁▶◁▶◁
TBC!!!
▷◀▷◀▷◀Yoongi kalo udah marah, seremin... Wkwkwk....
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Min[Dibukukan]
Fanfiction⚠️[Chapter tidak lengkap!] Dia mantan kekasihku, lalu kenapa harus berubah status menjadi ayahku? "Rasanya aku ingin mati saja." Jung Yeri, masih sangat mencintai Yoongi nya, namun takdir merubah segalanya. Min Yoongi, mantan kekasihnya kini telah b...