DM 26. Sebuah Kejutan?

2.2K 327 57
                                    

Di meja makan, rumah keluarga besar Hwang.

Semua asik dengan makanan mereka, sesekali saling melempar pertanyaan atau candaan.

Hanya Hyunjin yang masih diam fokus pada makanannya.

"Kau kenapa, Hyunjin? Tidak biasanya kau hanya diam." Minhyun membuka suara, ia hanya merasa aneh pada adiknya itu, karena biasanya Hyunjin akan berisik atau ada saja yang ia bicarakan.

"Tidak apa, hyung." jawab Hyunjin, kemudian ia kembali makan.

Minhyun hanya mengangkat kedua bahunya, lalu ikut melanjutkan makannya.

"Ah ya." Nyonya Hwang membuka suara kembali, wanita paruh baya itu berdeham pelan. "Ada yang ingin ibu bicarakan. Ini tentang Hyunjin."

Merasa namanya dipanggil pun, Hyunjin mengangkat kepalanya, menatap bingung pada sang ibu.

"Hyunjin kenapa?" tanyanya.

Nyonya Hwang tersenyum gemas, "Jangan pasang ekspresi begitu Hyunjin, seperti kau berbuat salah saja."

Hyunjin berdecak pelan lalu kembali menatap makanannya.

"Hyunjin angkat kepalamu sebentar, ibu serius akan membicarakan sesuatu."

Dan dengan malas, Hyunjin mengangkat kepalanya. "Apa itu, bu?"

"Bagaimana hubunganmu dengan Yeri?"

"Bu..." Hyunjin melemaskan bahunya. "Kenapa ibu terus bertanya seperti itu? Kami baik-baik saja, seperti biasa, selalu bersama?"

Nyonya Hwang terkekeh pelan. "Iya, ibu tahu, tapi maksud ibu, apa ada kemajuan? Seperti kalian sudah menjadi sepasang kekasih?"

Hyunjin mendengus tidak suka. "Tidak." jawabnya cepat.

"Bagaimana ini?" Nyonya Hwang menghela nafas lesu.

"Apanya yang bagaimana?" Minhyun yang sedari tadi menyimak akhirnya angkat bicara.

Nyonya Hwang menatap anak sulungnya itu sebentar lalu beralih menatap sang suami.

"Hyunjin 'kan akan di jodohkan dengan Yeri, tapi sepertinya itu tidak berjalan lancar." ujar Nyonya Hwang.

Hyunjin benar-benar menghentikan aktivitas makannya, menatap sang ibu serius. "Ibu serius?"

Nyonya Hwang mengangguk lesu.

"Oh, ku pikir denganku." ujar Minhyun lalu menggigit ayam gorengnya. "Karena Yeri menyukaiku, kan?"

"Ch," Hyunjin berdecih sinis. "Percaya diri sekali kau."

"Jadi bagaimana?" kali ini sang kepala keluarga yang angkat bicara. "Apa Hyunjin mau? Ibu sudah bicarakan ini dengan ayah, dan ayah setuju saja, jika Hyunjin juga mau. Tapi sepertinya-"

"Hyunjin mau ayah." Hyunjin berujar lantang. "Tapi Yeri yang sepertinya tidak akan mau, uhh."

"Aigoo..." Nyonya Hwang mencubit gemas pipi Hyunjin. "Jangan khawatir, ibu akan bicarakan ini pada mama. Dan pasti mama tidak akan bisa menolak."

Hyunjin tersenyum lebar dan mengangguk, tapi tidak lama senyum itu berubah menjadi seringaian tipis.

Ku rasa aku bisa gunakan cara ini untuk mendapatkanmu, Yeri.

***

Dan pada akhirnya, Yeri turun kebawah, eum sedikit berdandan. Dengan gaun berwarna pink soft selutut menjadi pilihan.

Setibanya dibawah. Yeri benar-benar bingung, karena disana, mama dan papa tirinya, juga ada Hyunjin serta kedua orangtuanya.

"Ada apa ini? Apa kita akan makan malam bersama?" tanya Yeri sembari melangkah mendekat, ia mengambil duduk disebelah Hyunjin.

"Bukan, sayang." Haera tersenyum lembut. "Eum, mama harus bagaimana ya mengatakannya."

"Biar ayah saja yang bilang." tuan Hwang berdeham pelan, ia menatap Yeri. "Begini Yeri, kau dan Hyunjin 'kan sudah lama sekali saling mengenal, bahkan saat Hyunjin baru lahir ke dunia. Jadi ayah sekarang ingin menanyakan kelanjutan hubungan kalian."

Yeri mengernyit, entah sudah keberapa kalinya ia mengernyit hari ini. "Apa maksudnya? Yeri tidak mengerti ayah. Ma, ini maksudnya apa? Hyunjin?"

"Kami ingin menjodohkan Hyunjin denganmu, Yeri. Kau mau, kan?"

"A-apa?!"

Bukan hanya Yeri, tapi Yoongi yang sedari tadi diam pun kini ikut terkejut, dijodohkan? Bagaimana bisa? Yeri itu kekasihnya!

Aku tidak akan membiarkannya.

*Sebagian cerita dihapus, untuk kepentingan penerbitan*

~27 Agustus 2019

Daddy Min[Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang