2.Tawanan

35.1K 2.4K 6
                                    

"Siapa nama anak perempuan dari Lucian?"

"Namanya Thanasa Lucian, Yang Mulia. Dia salah satu keluarga kerajaan Lucian yang terkenal pembangkang."

Pemuda berbaju kebangsawanan yang tengah duduk disinggasananya berdiri, dengan muka datar mengangkat suara lagi. "Kita ubah rencana awal. Bunuh semua keluarga Lucian kecuali Tristan dan gadis itu."

"Perintahmu adalah mutlak Yang Mulia, akan saya laksanakan dengan baik." Pengawal berbaju besi tadi membungkukkan badan pamit.

***
Hari ini adalah hari cerah bagi keluarga Lucian. Semuanya bahagia dan bercengkrama santai sembari menikmati pertunjukkan seni tarian. Hari ini adalah hari pertunangan Tuan Putri Thanasa dengan seorang Pangeran dari Kerajaan Grassia, Lander Grassia. Sahabat kecilnya dulu.

Thanasa begitu cantik dengan gaun merah putih yang ia kenakan. Terdapat beberapa hiasan dirambut yang menambah kepiawaian gadis itu. Semua orang disana menatap takjub dan bertubi-tubi memuji kecantikkan putri Lucian. Tidak pernah ada gadis secantik Thanasa Lucian, wajahnya begitu langka. Mungkin karena menurun dari sang Ibu yang berasal dari kerajaan timur.


Dibalik wajah ayu Thanasa, ia merasa jengah berada dikerumunan ramai seperti ini. Apalagi banyak pasang mata yang mengawasinya dengan liar.

"Hei, kau baik-baik saja?"

"Kakak!" Kedatangan Tristan membuat Thanasa bersorak riang. Tidak peduli dengan semua orang yang ada disana, Thanasa lekas memeluk Tristan begitu erat. Akhirnya ada salah satu orang yang bisa menghapus kebosanannya. Thanasa sangat bersyukur Kakaknya datang di waktu yang tepat.

"Ada hal yang inginku bicarakan dengan mu Thanasa."

Lingkaran tangan Thanasa melonggar, ia mendongak melihat raut muka Tristan. Tidak biasanya muka sang Kakak terlihat begitu serius. Kini Thanasa benar-benar melepaskan pelukkannya dari Tristan.

"Ada apa Kak?"

"Aku ingin bicara serius denganmu, tapi tidak disini."

Tristan mengerti ekspresi bingung diparas Adiknya, ia menggenggam tangan Thanasa menuju suatu ruangan, "Ayo, akan kujelaskan nanti."

***

"Hormat saya Yang Mulia. Sungguh suatu kehormatan bisa menjalin hubungan dengan putri anda."

Lucian mengangkat tubuh Lander supaya bangun. Tidak pantas seorang calon menantu Raja Lucian membungkukkan badan.

"Bangunlah. Kau tidak boleh memberi hormat padaku jika dihadapan para petinggi kerajaaan lain. Kau tau peraturan tersebut kan?" Suara Lucian lebih terdengar seperti berbisik, tidak mungkin ia menasehati Lander didepan umum.

"Apa anakku membuat kesalahan?"

Netra hitam Lucian melongok ke belakang tubuh Lander. Erland Grassia. Teman seperjuangannya dulu yang akan segera menjadi besanan.

***

"Maafkan Kakak, Thanasa. Kakak tidak berniat untuk berbuat jahat kepadamu."

Alis Thanasa mengkerut heran, "apa yang sedang Kakak bicarakan?" Apa karena Lucian sering menjauhkan Tristan dari Thanasa, makanya sang Kakak menganggap dia adalah seseorang yang jahat? Lagipula, sampai detik ini Thanasa tidak mengerti kenapa Ayah tercintanya tidak begitu suka ketika Tristan berdekatan dengan dirinya. Mereka Kakak Adik bukan?

MY KING MY ENEMY (TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang