15.Sayembara

20.2K 1.7K 42
                                    

Waktu berlalu begitu cepat.

Butiran embun didedaunan mengalir membasahi tanah. Kicauan burung ikut meramaikan. Bau khas hutan pinus menyeruak masuk kehidung.

Sang pemilik safir coklat sudah terbangun beberapa menit yang lalu.

Menoleh kesamping, ia mendapati pria yang masih terlelap. Tangan Thanasa terulur dan mengusap pelan sebelum ia langsung mencekik kuat leher suaminya. Yang dicekik malah membuka mata dan menampilkan senyum dengan sarat tidak kenapa-kenapa. Delano menarik kuat lengan Thanasa hingga gadis itu menumpu diatas badannya.

"Sudah ku beri ijin untuk membunuh, tapi tetap saja lemah." Sinis Delano dengan nada menyindir.

Thanasa yang tidak suka dengan komentar Delano barusan— menghantamkan begitu saja kepalanya pada kening Delano sampai darah menetes dari sana.

Senyum Delano semakin lebar. "Coba benturkan lagi, tapi jangan sampai mati."

"Aku benar-benar membencimu."

Membalas tatapan Thanasa, Delano menyunggingkan bibir. "Kau cantik saat marah."

Diam dan tidak bereaksi apapun.

Sedetik kemudian Thanasa membenturkan kepalanya kembali.

***

Sayembara hari ke-dua.

Para penguasa negeri berada di arena pertarungan. Grey selaku tuan rumah memulai acara.

"Tiga orang terpilih kemarin akan diadu keahliannya disini." Grey memandang pada senjata yang terletak di meja.

Ada panah dengan ujung yang sangat tipis dan runcing, kemudian ada pedang, tombak, chakram serta benda tajam lainnya. Grey berpaling pada ketiga calon kandidat.

"Ada beberapa alat yang bisa kalian gunakan, boleh memilih lebih dari satu. Cukup sederhana untuk sayembara penentuan terakhir ini. Siapa yang berhasil menumbangkan lawannya, maka ia yang menang."

Mengambil nafas dalam-dalam, Grey mengangkat tangan kanan keatas. "Sayembara dimulai!"

Suara pukulan gendang tiga kali memberi pertanda siap. Orang-orang bersorak dan bertepuk tangan. Panglima berbaju besi kepercayaan Grey bertugas memandu acara.

"Sesi pertama akan dibuka oleh Pangeran Lyn dan Raja Giodard."

Bunyi gendang kembali terdengar. Kedua pria yang disebutkan namanya menuju lapangan pertarungan khusus. Semua orang duduk mengelilingi mereka dari kejauhan.

Menyaksikan apa yang akan terjadi.

Tombak diambil oleh Pangeran Lyn, sedangkan Raja Giodard mengambil pedang. Memandang satu sama lain, hingga sedetik kemudian keduanya mulai bertarung.

Begitu sengit sampai mengundang teriakan dari penonton.

Sorakan tambah rusuh saat Pangeran Lyn berhasil melukai lengan Raja Giodard. Mereka bertarung lagi dan masing-masing menyesekkan senjata yang dipilih hingga bunyi besi kerap terdengar.

Lalu, Pangeran Lyn berhasil menjatuhkan lawannya.

Orang-orang senang dan semakin riuh.

"Pemenangnya Pangeran Lyn!"

Pemandu pertarungan mengangkat suara lagi. "Selanjutnya, Raja Delano akan berhadapan dengan Pangeran Lyn."

Beda dengan sesi pertama, kali ini suasana semakin ramai lantaran Raja Delano yang sangat ditakuti hampir semua Kerajaan.

Apalagi ia adalah suami dari Thanasa dari Lucian yang konon katanya Lucian tidak pernah kalah ketika berperang. Uh, pasti Altair semakin kuat setelah menjalin aliansi dengan Lucian.

MY KING MY ENEMY (TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang