8.Penobatan

26.3K 2.1K 53
                                    

Suasana begitu meriah hari ini. Jamuan diadakan guna merayakan pernikahan seorang Raja Altair yang begitu disegani oleh banyak Kerajaan besar. Terlebih sang istri merupakan putri mendiang Raja Lucian yang cukup ditakuti.

Bukan rahasia lagi jika kematian Raja Lucian menjadi konsumsi heboh sampai detik ini. Banyak yang mengatakan Raja Lucian saat itu diserang oleh Kerajaan Wings, berhubung kedua Kerajaan ini tidak pernah akur, maka orang-orang menganggapnya begitu. Pernikahan dengan Raja Delano membuat khalayak mengasumsikan jika tali ikatan ini dibuat untuk menopang Kerajaan Lucian dengan tujuan melawan Kerajaan Wings.

Berita ini membuat Thanasa begitu murka, mendecih dengan isu yang berhasil disebar oleh Delano. Benar-benar licik. Andai saja jika segelintir orang itu tahu kalau yang membunuh Ayahnya adalah suaminya sendiri saat ini.

"Putri, para petinggi dan Raja-Raja menunggu kemunculan mu diperjamuan."

Membuka mata usai menenangkan diri dari beberapa menit yang lalu, Thanasa bangkit dan digiring oleh Xenya ke perjamuan.

Mereka yang mengikuti selebrasi terlihat sangat menikmati acara yang disediakan. Begitu pengantin wanita memasuki ruangan, semuanya terpesona.

Cantik, sangat cantik.

Anggun menapaki lantai, pergerakan Thanasa tak lepas dari pandangan semua orang. Begitu sampai disinggasana, ia duduk disamping Delano.

Saat melewati Tristan tadi, ulu hatinya teriris. Menampik itu jauh-jauh, ia bersikeras memantapkan perasaan untuk tidak goyah dan bersumpah tidak akan meneteskan air mata. Apalagi untuk mereka yang berkhianat. Tidak ada ampun.

Tujuan wanita itu sangat jelas.

Balas dendam.

"Yang mulia, tidak disangka rumor Putri Thanasa yang cantik bagai bidadari itu memang benar adanya. Bahkan sangat cantik. Anda beruntung memiliki istri secantik Putri Thanasa." Pernyataan dari Raja Grey tampak disetujui oleh yang lain. Mereka ikut memuji dan tertawa gembira.

Melihat tampang para pria itu membuat Thanasa muak. Dasar penjilat. Walau mereka tulus mengatakan Thanasa cantik, sesungguhnya mereka tidak lebih dari penjilat. Thanasa paham betul mereka hanya mencari perhatian dari Delano untuk menjalin aliansi.

Senyum indah sebisa yang Thanasa pamerkan, ia mulai angkat suara. "Hamba tidak berani, kalian terlalu melebih-lebihkan. Pada awalnya saya cuma gadis biasa-biasa saja."

Tristan memperhatikan seluk beluk ekspresi adiknya, tentu saja laki-laki itu sangat tahu kapan ketika Thanasa jujur, berbohong atau berpura-pura. Seperti sekarang, senyum Thanasa itu palsu.

"Selain cantik, ternyata Putri Thanasa juga sangat rendah hati. Benar-benar beruntung Raja Delano memilikinya."

"Ya kalian semua sangat benar, aku sangat beruntung memiliki dia sebagai istri ku."

Omong kosong. Thanasa mengumpat dalam hati. Rasanya ingin sekali mulut manis Delano ia sobek. Gerah, sangat gerah mendengar tuturan sang suami barusan.

Diujung sana, Raja Mos Cov memandang Thanasa dengan begitu haus. Arak demi arak tersuguhkan melewati kerongkongannya. Panas sekali.

***

Rakyat bersorak sorai dibawah sana, Delano dan beberapa tamu pentingnya berdiri diatas balkon yang langsung mengarah alun-alun. Lapangan khusus yang dibangun untuk menghadirkan rakyat berkontribusi dalam kegiatan Kerajaan.

"Hari ini, dengan sangat bangga aku mengumumkan penobatan Ratu Altair atas perintah Baginda Raja Delano akan dimulai!" Zurich, penasehat Kerajaan Altair berbicara dengan lantang dan tegas. Ia juga merupakan salah satu tangan kanan Delano.

MY KING MY ENEMY (TAMAT) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang