Bisik-bisik burung menyuarakan alam. Langit belum terlalu terang. Wangi khas embun dipagi hari adalah terapi favorit bagi Thanasa.
Tidak.
Hal tersebut tidak akan berlaku lagi semenjak ia memasuki kehidupan suram seperti sekarang.
Area kewanitaannya sakit saat ia hendak bangkit dari ranjang. Reflek, kembali terbaring.
Sosok pria disamping membuat Thanasa langsung bermuka duka. Laki-laki itu memperkosanya, oh keperawanannya sudah direnggut paksa. Bajingan. Setelah apa yang dilakukan semalam, bagaimana bisa Raja brengsek tersebut tertidur dengan wajah yang begitu tenang dan damai? Bahkan orang lain pasti akan mengira dia orang yang sangat baik dan ramah dengan mimik itu.
Thanasa tersenyum jahat.
Mendekat, tetap memandang paras Delano. Tangan mungil nan mulus miliknya terarah ke leher. Hanya beberapa senti lagi berhasil menyentuh leher Delano, tangannya ditangkap. Mata Delano terbuka, menatap Thanasa tanpa ekspresi.
"Ketahuan ya?"
"Kau sangat punya nyali dan benar-benar ingin membunuh ku. Istri durhaka."
Mendecih, Thanasa langsung meludahi muka Delano seakan-akan ia jijik disebut sebagai istrinya.
"Simpan saja omong kosong mu itu, sampai kapan pun aku tidak mau mengakui diriku sebagai istri mu. Jangan lupa orang yang kau sebut sebagai istri adalah anak dari korban yang telah kau bunuh."
Sigap, tangan kiri Delano menelungkupkan kepala Thanasa ke arahnya. Entah suara gadis itu terlalu berisik atau apa, mulut Thanasa dibungkam dengan bibir. Meronta-ronta seperti ini membuat Delano senang. Bahkan ia belum melepas penyatuan bibir mereka, Delano menikmati setiap sentuhan yang diberikan kepada wanita diatasnya yang sudah berstatus menjadi istri.
Selang beberapa waktu, baru dilepas setelah Thanasa pingsan kehabisan nafas. Tujuan Delano menikahi Thanasa memang murni untuk menutupi pembunuhan Raja Lucian dan menyiksa gadis tersebut. Keturunan Lucian memang pantas disiksa setelah perbuatannya 12 tahun yang lalu.
Tidak ada ekspresi apapun yang muncul saat melihat Thanasa. Istrinya itu pingsan, ah ia tidak terlalu menghiraukan hal itu. Cuma pingsan saja. Kalau mati juga lebih bagus.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KING MY ENEMY (TAMAT) ✓
FantasyRAJA KU MUSUH KU "Jangan berharap lebih pada ku. Aku menjadikan mu permaisuri ku, karena aku ingin menyiksa mu lebih leluasa." "Perintah ku adalah mutlak. Melanggar, tidak akan ada ampunan." "Aku tidak suka berbagi. Jika kau berani menatap pria lain...