BAB 3

2.3K 197 6
                                    

Ayo jangan lupa vommentnya oke.. autor lagi baik nih awalnya mau update lama tapi karna kalian vommentnya kayanya masih kurang greget autor bikin cepet nih updatenya. Kalau autornya udah baik gini, boleh dong readersnya juga baik sama autor..


*/*


Aku menuruni mobilku. Aku menghembuskan nafas lega saat akhirnya sampai di rumah. Aku melihat ibunya Luna nampak berjalan menghampiriku. Aku tersenyum sopan kepadanya.

"Malam tante," ucapku sopan.

"Tante mau tanya sama kamu ya. Kenapa tadi Luna tidak kamu antar pulang?" Tanya tante Tika.

"Saya tadi ada pekerjaan yang harus di urus tante," ucapku.

"Harusnya kau itu tidak mengabaikan keselamatan Luna. Kau harusnya mementingkan Luna. Bagaimana kalau terjadi sesuatu kepada Luna? Apa kau mau tanggung jawab?" Tanyanya.

"Saya minta maaf kepada tante tapi saya tadi benar – benar.."

"Pekerjaan apa? Kau hanya ingin berbelanjakan? Lihat mana ada orang yang bekerja pulang dengan belanjaan sebanyak ini? Dan apa ini. Kenapa kau pulang dengan mobil? Kau hanya bawahan Luna tapi kau mendapatkan mobil? Kau bermain curang ya?" Tanya tante Tika.

"Ada apa ini Zel?" Tanya ibuku yang keluar dari rumah.

"Tidak.."

"Heh kamu kasih tahu ya anak kamu. Lain kali tuh jangan main curang. Dia itu Cuma bawahan Luna tapi mendapatkan mobil sebagus ini. Pasti dia berbuat curang hingga mendapatkan mobil ini. Mana sini kunci mobilnya. Luna yang harusnya memakai mobil ini bukan kau. Kau sudah tidak bertanggung jawab dengan tidak mengantar anakku pulang di tambah lagi mencurangi sahabatmu sendiri!" Bentak tante Tika sambil merebut kunci mobilku.

"Tante.."

"Mama kembalikan. Itu punya Zeline mah.."

"Ini harusnya milikmu bukan anak ini. Dia hanya bawahanmu. Mama tahu dia selalu menindasmu selama ini. Mama tidak terima kau diperlakukan begitu," ucap tante Tika.

Semua tetangga mulai mengerubungi kami. Aku merasa tidak nyaman dengan hal itu.

"Tika kamu itu tidak tahu malu ya. Kamu fikir anakku supir pribadi anakmu hingga harus mengantar jemput anakmu! Kembalikan kunci mobil itu Tika!" Bentak ibuku marah.

"Tidak. ANAKMU HANYA BAWAHAN ANAKKU. SELAMANYA DIA HANYA KACUNG ANAKKU. Dia tidak akan bisa menandingi anakku. Kalian keluarga miskin yang tidak akan.."

"CUKUP TANTE. Hentikan ini semua," ucapku yang tidak bisa menahan amarahku saat dia membentak ibuku.

"Mama tolong jangan buat masalah."

"Kamu terima mamamu di bentak sama anak miskin ini?" Tanyanya.

Aku menatap Luna dengan tatapan memperingatinya kalau aku bisa lebih marah dari ini bila ibunya masih mencoba menghina ibuku.

"Mama tapi Zeline atasanku di kantor. Mobil itu miliknya bukan aku. Aku hanya sekertaris CEO dan Zeline manajer keuangan yang baru. Dia atasanku mah bukan bawahanku. Tolong jangan begini," ucap Luna.

"Apa? Kok bisa dia mengalahkanmu? Apa dia menyogok.."

"Tidak mama. Ini memang kenyataannya. Jangan membuat keributan lagi mama. Malu," ucap Luna.

Luna mengambil kunci mobil yang di pegang ibunya dan memberikannya kepadaku. Ibunya ingin menerjangku saat Luna melakukan itu, tapi Luna menahan ibunya dan menariknya pulang.

WHEN I WAS YOUR MAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang