BAB 6

1.8K 161 5
                                    

Aku terkejut saat ada yang menepuk bahuku. Aku menoleh dan melihat Ezra, Jovanka, Felysia, Dylan, Arka sudah berdiri dibelakangku. Aku tersenyum dan memeluk Ezra, Jovanka, dan Felysia secara bersamaan.

"Terima kasih sudah datang," ucapku.

"Sama – sama. Kami tidak mungkin tidak datang saat sahabat kami mengadakan syukuran atas jabatan barunya. Oh ya ada yang bisa kami bantu?" Tanya Jovanka.

"Tidak usah kalian kan.."

"Kami bukan tamu Zel. Kami keluarga," ucap Dylan sambil mengambil alih karpet yang akan di gelar oleh ayahku.

"Terima kasih," ucapku.

"Zel kau tidak mengundang Luna kan?" Tanya Ezra.

"Aku mengundangnya," ucapku.

"Zel kau.."

"Ezra dia sahabat kita dan aku rasa yang lain juga tidak suka kalau kau selalu bersikap buruk.."

"Zel kau harus hati – hati dengan keputusanmu," potong Jovanka.

Aku mengerutkan kening saat dia mengucapkan hal itu. Jovanca dan Felysia memutuskan untuk membantu ibuku dan meninggalkanku dengan Ezra. Ezra yang aku tatap hanya tersenyum kecil tanpa mau menjelaskan apapun. Aku tidak menyangka ternyata respon sahabatku yang lain juga sama dengan Ezra.

"Zel," panggil Luna yang mucul disebelahku.

Aku tersenyum saat melihatnya. Ezra masih nampak sibuk menatap makanan di meja.

"Ezra kau datang juga," ucap Luna.

"Ya dan yang lain juga. Kenapa? Kau tidak suka?" Tanya Ezra sinis.

"Luna ibumu datang juga? Bagaimana pekerjaanmu?" Tanyaku lembut untuk mengalihkan perhatian Luna.

"Mama mungkin nanti akan menyusul. Pekerjaanku baik dan aku menyukainya," ucap Luna lembut.

"Baiklah aku senang kalau kau menyukainya," ucapku.

"Ya kau harus menyukainya. Kau juga harus kerja yang benar dan jangan membuat masalah. Jangan sampai pengorbanan Zel.."

"Ezra maaf bisakah kau ambilkan kue lagi di dapur? Kita perlu menambah makanan di sini," ucapku mencegah Ezra melanjutkan kata – katanya.

Ezra hanya berdecak kesal sambil berjalan menjauh. Aku tersenyum kepada Luna yang nampak bingung dengan kata – kata Ezra.

"Zel.."

"Luna bantu aku menata air minum di sana ya," ucapku lembut.

Luna menatap meja yang masih kosong dan langsung mengangguk. Aku mendesah lega saat melihatnya sudah pergi.

***

Aku berjalan keluar rumah saat mendapat pesan dari Keanu kalau dia sudah sampai. Aku melihatnya yang berdiri di samping mobilnya sambil menatap ponselnya.

"Keanu kau sudah lama?" Tanyaku.

"Baru saja. Apa kau yakin aku tidak apa – apa datang ke acara ini?" Tanyanya.

"Tentu saja. Ayo masuk acaranya akan mulai," ucapku.

Keanu mengangguk dan mengikutiku. Aku mengerutkan kening saat melihat respon Ezra dan Luna yang nampak membulatkan mata saat melihatku masuk bersama Keanu.

"Kenapa?" Tanyaku kepada mereka.

Aku tidak mendapatkan respon dari mereka saat aku menanyakan hal itu. Luna memilih menunduk diam.

"Oh tidak Zel. Ini.. hm temanmu?" Tanya Ezra tidak yakin.

"Iya. Kau mengenalnya?" Tanyaku.

"TIDAK.."

WHEN I WAS YOUR MAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang