BAB 30

2.9K 215 18
                                    

Aku menggeliat tidak nyaman saat merasa sesak. Dengan kesal aku membuka mata dan terkejut saat melihat Leo yang ada didepanku. Dengan kasar aku mendorongnya dan langsung berdiri di sisi tempat tidur. Leo yang juga terkejut nampak mengerjabkan matanya menatapku bingung.

"Sweety why?" Tanyanya dengan nada khas bangun tidur.

"Mengapa aku tidur disebelahmu? Kau kenapa memelukku?" Tanyaku bingung.

"Kau lupa? Tadi malam kita habis bertempur," ucapnya sambil tersenyum kepadaku.

"LEO!"

"Iya oke tadi malam kau tertidur saat aku menenangkanmu. Kau ingat?" Tanyanya.

Otakku langsung berputar pada kejadian tadi malam. Aku mendesah lega saat mengingat kejadian tadi malam. Dengan pelan aku mengusap wajahku untuk mengurangi sakit kepala akibat bangun secara tiba – tiba. Leo menarikku ke tempat tidur dan membantuku memijat kepalaku.

"Kepalamu pasti sakit karna bangun tiba – tiba," ucapnya lembut.

"Kau juga. Maaf ini seharusnya tidak terjadi kalau kau juga membiarkanku tadi malam tidur di kamar lain. Aku tidak terbiasa tidur dengan pria," ucapku.

"Kau harus terbiasa tidur denganku. Mulai sekarang akan begitu. Masih terlalu pagi lebih baik kita kembali tidur," ucapnya.

"Kau saja rasanya aku sudah tidak mengantuk. Mungkin aku akan packing saja," ucapku.

"Kau tidak boleh melakukan itu. Sudahlah kita kembali tidur saja. Perjalanan kita akan melelahkan nanti jadi lebih baik kita istirahat dulu sekarang," ucapnya lembut.

"Baiklah menjauh," ucapku.

"Kenapa?"

"Sudah cepat menjauh," ucapku.

Leo menggeser tubuhnya dan aku langsung menaruh bantal dan guling untuk membatasinya.

"Jangan melewati batas," ucapku memperingatinya.

Aku menidurkan tubuhku dengan memunggunginya. Tapi tiba – tiba sebuah tangan menarikku. Leo ternyata sudah menyingkirkan batasan yang aku buat.

"Leo!!"

"Sudahlah Sweety aku tidak bisa tidur kalau tidak memelukmu," ucapnya.

"Tapi kau sebelum ini tidur tanpaku," ucapku.

"Kata siapa?"

Aku bingung saat dia mengatakan itu.

"Maksudmu?"

"Rahasia," ucapnya sambil membalikkan tubuhku menghadapnya.

Dengan lembut dia mengusap punggungku hingga aku mengantuk. Ini kedua kalinya dia berhasil membuatku mengantuk dengan sentuhannya yang seperti sihir.

***

Aku termenung di balkon sambil menatap kosong ke arah langit. Rasanya masih belum yakin untuk pergi ke negara di mana menyimpan banyak kenangan. Hawa dingin tidak membuatku menyerah untuk tetap berada di balkon ini. Saat ini para pelayan sedang sibuk dengan keperluanku dan Leo yang akan di bawa. Aku sengaja menyendiri di sini untuk menenangkan fikiranku. Leo sendiri entah kemana setelah tadi Tomas menghampirinya dengan wajah seriusnya.

"Nona.."

Aku kembali tersadar dari lamunanku saat mendengar suara Olive. Olive menghampiriku dan memakaikan coat yang dia bawa.

"Nona di luar dingin. Mengapa anda tidak memakai coat?" Tanyanya.

"Maaf Olive aku lupa membawanya," ucapku.

WHEN I WAS YOUR MAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang