BAB 50

1.8K 206 17
                                    

Aku masih diam dalam kebingungan. Aku tidak tahu harus mengatakan apa saat ini. Aku antara percaya dan tidak saat ini. Dengan cemas aku mengusap perutku. Ini kebiasaan baruku saat aku cemas maka aku akan mengusap perut berisi bayiku. Aku mendesah saat merasa rangkulan dari sampingku. Leo menarik tanganku dan mengecupnya lembut.

"Ada apa sweety? Kau tanpak cemas saat ini?" Tanya Leo.

"Aku tidak apa – apa," ucapku lembut.

"Apa Gisel mengatakan sesuatu?" Tanya Leo menyelidik.

Aku terdiam saat dia menanyakan hal itu. Ingin rasanya aku menceritakan semua, namun aku takut Leo akan terbawa emosi dan memilih mengikuti kemarahannya. Aku perlu mencari tahu tentang semua ini dulu sebelum kami bertindak lebih jauh. Leo yang menyadari kediamanku langsung mengeratkan pelukkannya.

"Katakan sweety," ucapnya lembut.

Seakan dia mempertegasku agar aku mengatakan apa yang aku sembunyikan darinya. Leo memang selalu tahu saat aku menyimpan rahasia. Aku menghembuskan nafas lemah saat tidak bisa lagi menyembunyikan semua ini dari Leo.

"Gisel ingat sesuatu tentang penculikkan itu. Tapi aku tidak yakin dengan hal ini. Aku ingin mengkonsultasikan semua ini dengan Pricil dulu," ucapku.

"Apa yang dia katakan?" Tanya Leo.

"Leo bisakah kau tetap tenang saat tahu hal ini?" Tanyaku.

"Kenapa?"

"Karna aku takut ini hanya halusinasinya. Aku tidak yakin hal itu," ucapku.

"Mengapa kau mengatakan hal itu?"

"Karna kita tahu beberapa kali dia berhalusinasi dan Pricil sudah menjelaskan kepada kita kalau memang Gisel akan sering mengalami hal itu karna efek hipnoterapi yang dilakukan Pricil," ucapku.

"Baiklah kau bisa menanyakannya kepada Pricil besok kalau begitu. Apa besok kau jadi mengundang sahabatmu?" Tanya Leo.

"Ya mereka akan datang setelah sarapan mungkin dan di antar oleh suami mereka kemari. Karna sebelum makan siang Ezra harus kontrol ke rumah sakit. Tidak masalahkan?" Tanyaku.

"Tidak masalah. Aku senang kalau kau senang," ucapnya lembut mengecup keningku.

Aku memeluk Leo dengan erat untuk menyalurkan rasa sayangku kepadanya.


***


Entah mengapa aku merasa hari ini ada hal buruk yang akan terjadi. Aku berusaha mengenyahkan fikiran itu. Dengan lembut aku menata rambut Leo. Leo tersenyum menatapku.

"Leo bisakah kau memperketat pengamananmu beberapa hari ini? Kalau bisa mulai dari hari ini. Aku merasa tidak nyaman saat ini," ucapku gelisah.

Leo menarik salah satu tanganku dan mengecupnya lembut. Dia menatapku melalui kaca rias di depan kami dengan tatapannya yang menenangkanku.

"Aku akan baik – baik saja sweety. Kau tenang saja. Tapi mungkin rumah ini yang harus aku tambah keamanannya," ucapnya.

"Rumah ini terlalu aman baby. Dengar kau yang akan keluar dari rumah dan aku mengkhawatirkanmu. Tolong lakukan saja apa yang aku katakan agar aku cukup tenang," ucapku.

"Baiklah sweety. Aku akan menyuruh Tomas melakukan itu. Sudah tenang?" Tanyanya.

"Ya," ucapku lembut sebelum mengecup bibirnya.

Aku membiarkan Leo pergi menghampiri Tomas yang sudah menunggunya.

"Tomas.."

Tomas menoleh kearahku. Aku berjalan menghampirinya.

WHEN I WAS YOUR MAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang