BAB 45

2.6K 209 9
                                    

Aku terkekeh melihat reaksi Gisel dan Olive yang nampak senang. Mereka memelukku untuk memberiku selamat. Aku juga sudah memberitahu sahabat – sahabatku dan mereka ingin sekali menghampiriku. Sayangnya mereka tidak bisa karna Ezra yang sedang mengandung besar, Jovan yang juga belum bisa pergi jauh karna kandungannya yang masih muda. Lalu Fely yang juga ternyata dapat kabar yang sama denganku kalau dia juga hamil. Aku benar – benar takjub karna kami hamil berbarengan. Kami sampai berjanji akan menjodohkan anak kami bila ada yang sepasang. Semenjak dinyatakan hamil, Leo lebih banyak di rumah untuk menjagaku. Dia sangat berlebihan dalam menjagaku saat ini. Kami sudah memeriksakan kandunganku yang ternyata benar baru 7 minggu. Banyak barang yang Leo sudah belikan demi kesehatanku dan bayiku atas saran dokter.

"Sweety waktunya minum vitamin," ucap Leo lembut.

"Baby aku ingin sesuatu boleh?" Tanyaku.

Leo nampak berbinar saat mendengarku ingin sesuatu. Dia memang selalu bersemangat saat tahu aku ngidam. Dia bahkan rela melakukan apapun untuk menurutinya. Aku meminum vitaminku sambil menatapnya yang nampak sedang menungguku meminta sesuatu. Aku memberikan gelas kosongku kepada Olive dan melingkarkan tanganku kelehernya. Memang saat ini Leo sedang memangkuku.

"Aku mau pecel dan ayam goreng," ucapku.

"Baiklah akan aku suruh.."

"Tidak. Kau yang harus membuatnya."

Leo nampak terkejut mendengar kata – kataku. Aku memincingkan mataku saat merasa dia keberatan dengan keinginanku.

"Kau keberatan?" Tanyaku.

"Bagaimana bila tidak enak? Aku belum pernah membuat pecel," ucapnya.

"Kau benar – benar keberatan? Baiklah aku mau tidur saja kalau begitu," ucapku kecewa.

Leo menahanku yang akan bangkit dari pangkuannya. Aku membuang mukaku untuk menyembunyikan air mataku.

"Oh sweety jangan menangis. Baiklah aku akan membuatkan makanan yang kau inginkan," ucapnya lembut.

Aku menatapnya senang.

"Ayo bawa aku ke dapur. Aku ingin lihat kau memasak," ucapku.

Leo langsung menggendongku dan membiarkanku duduk di pantry sambil menatapnya. Dia menatap pelayan yang nampak gugup saat melihat kehadiran Leo dan aku.

"Sweety boleh aku minta ajari pelayan?"

"Aku yang akan mengajarimu," ucapku.

Aku memberi kode kepada para pelayan untuk pergi. Leo mengurungku dengan tubuhnya dan mengecup bibirku.

"Apa yang harus aku lakukan dear?" Tanyanya lembut.

"Pakai celemekmu," ucapku di depan bibirnya.

Dia tersenyum saat aku memberinya ciuman manis untuk menyemangatinya. Aku mulai memberitahunya apa yang harus dia lakukan sekarang. Sesekali Leo akan melempar senyum super tampannya kepadaku saat dia melakukan tugasnya. Aku memperhatikannya dengan kagum saat merasa dia semakin sexy saat memasak. Aku menggigit bibirku melihat otot tangannya saat dia mengulek kacang yang baru saja matang. Aku sengaja membuatnya mengulek sendiri bumbu pecelnya agar terasa lebih nikmat. Leo mencolek bumbu itu dengan satu jarinya dan menyodorkannya kepadaku. Aku menghisap dan memainkan jarinya di dalam mulutku dengan gerakkan menggodanya. Dia nampak membuka sedikit bibirnya saat aku melakukan itu. Aku bisa melihat matanya memancarkan gairah yang besar untukku. Perlahan aku melepaskan jarinya dengan sentuhan lidahku di ujung jarinya. Tentu saja tanpa mengalihkan tatapanku darinya.

"Kau membuatku benar – benar menginginkanmu saat ini sweety," ucapnya parau.

"Tidak sebelum makananku jadi," ucapku sambil memiringkan kepalaku menatapnya menggoda.

WHEN I WAS YOUR MAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang