BAB 24

2.5K 200 20
                                    

POV LUNA

Aku menatap nanar ke arah Keanu yang baru saja meninggalkanku. Aku benar - benar terpukul mendengar kata - katanya yang mengatakan kalau dia tidak akan menikahiku dan memecatku seenaknya. Setelah semua yang aku berikan dia masih tidak bisa berpaling dari wanita sialan itu. Sialan mengapa aku masih tidak bisa mendapatkan apa yang aku mau setelah melakukan semua ini. Aku tidak peduli, biar bagaimanapun aku akan berusaha membuat Keanu menikahiku. Aku sudah mengorbankan banyak hal. Dari membuang orang yang selalu aku andalkan seperti Zeline hingga mencampakkan semua kekasihku. Ya selama ini aku memang hanya memanfaatkan Zeline untuk kepentingan pribadiku saja. Sebenarnya aku sangat amat membencinya dengan sikap sok baiknya itu. Dia terlalu munafik dan aku tidak suka. Aku sangat senang melihat penderitaannya saat melihatku bersama tunangannya. Jelas aku lebih pantas bersanding dengan Keanu karna aku lebih cantik dan lebih terhormat dari wanita bodoh itu. Tidak, aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku harus mendapatkan Keanu kembali apapun caranya.

"Kau masih sini? Tidak dengar anakku sudah memecatmu? Segera bereskan barang - barangmu dan pergi sejauh mungkin. Jangan pernah menampakkan wajahmu di depan kami lagi," ucap ayah Keanu sambil melempar segepok uang kepadaku.

Aku menatapnya benci sambil membawa uang yang dia lemparkan. Tentu aku akan menerima uang ini. Tapi bukan berarti aku akan pergi begitu saja. Karna tujuanku bukan hanya uang ini saja. Aku ingin seluruh hartanya. Akan aku pastikan Keanu akan menikahiku.

POV LUNA END

POV ZELINE

Aku terbangun dengan kepala yang terasa sakit. Aku menatap sekelilingku dengan datar saat menyadari kalau aku bukan di tempat yang aku kenali. Dalam diam aku mencoba meneliti keadaanku saat ini. Mungkin saat ini aku di culik untuk diambil organ tubuhnya, tapi bisa juga ini ulah sahabatku atau daddy. Aku hanya diam mendesah lelah sambil memijid keningku. Tidak ada rasa was – was atau takut yang aku rasakan saat ini. Aku merasa tenang karna aku bahkan sudah pasrah bila memang harus mati di tempat yang tidak aku tahu ada di mana ini. Matahari nampak menyinari kamar ini yang di dominasi dengan warna hitam. Aku menatap kosong ke arah dinding kaca yang sangat lebar hingga menampakkan pemandangan di luar rumah ini. seseorang masuk ke dalam ruangan ini. Aku masih tidak memperdulikannya.

"Maaf nona saya tidak mengetuk pintu dulu," ucapnya gugup.

Aku menoleh kearahnya sambil tersenyum tipis.

"Tidak masalah. Apa sudah waktunya operasi?" Tanyaku tenang.

"Operasi?"

Dia nampak menatapku bingung saat aku menanyakan hal itu.

"Iya pengambilan organ tubuhku. Kalian menculikku untuk itu bukan?" Tanyaku.

Wanita itu hanya tersenyum sambil menggeleng kepala. Aku melihatnya menyuruh temannya yang membawa nampan ikut masuk.

"Anda akan baik – baik saja nona tidak perlu takut. Anda tidak akan di sakiti di sini. Kami adalah pelayanmu mulai sekarang," ucapnya kepadaku.

Aku tertawa sumbang saat mendengar itu. Lucu sekali dia sampai mengatakan mereka adalah pelayanku. Aku tidak mungkin bisa mampu membayar mereka.

"Aku miskin dan tidak mungkin membayar kalian. Aku menanyakan hal ini bukan karna aku takut mati. Aku mempersilahkan kalian bila ingin segera membunuhku. Tenang saja tidak akan ada yang menuntut kalian karna aku tidak memiliki keluarga," ucapku dengan nada candaanku.

"Bukan nona yang membayar kami. Tapi tuan besar yang membayar kami untuk melayani anda. Kami takkan membunuh anda nona. Kami malah akan membuat anda bahagia selama di sini," ucapnya lembut.

WHEN I WAS YOUR MAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang