BAB 37

2.2K 176 11
                                    

Aku terbangun dengan panik. Air mata menetes deras dengan detak jantung yang terus bergemuru. Aku merasakan sentuhan disampingku. Aku menoleh dan menemukan Leo yang menatapku khawatir. Aku langsung memeluknya dengan erat dan menangis dalam pelukkannya. Aku takut kehilangannya seperti dalam mimpiku. Aku tidak mau kehilangannya.

"Sweety kau mimpi buruk? Sejak tadi kau berteriak memanggilku. Kau mimpi apa?"

"Leo berjanjilah jangan pernah meninggalkanku. Apapun yang terjadi jangan pernah meninggalkanku.Aku bersumpah akan mati bila kau meninggalkanku Leo.."

"Jangan katakan itu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sweety. Tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku tidak akan bisa hidup tanpamu sweety. Kau tenanglah sweety," ucapnya lembut.

"Aku takut Leo. Aku takut.."

Leo menangkup wajahku dan menghapus air mataku yang sejak tadi mengalir. Dia mengecup kening dan bibirku. Aku mengalungkan tanganku dilehernya saat dia memperdalam ciumannya.

"Jangan khawatir lagi. Aku tidak akan pergi kemanapun. Aku akan selalu bersamamu sweety. Mimpi itu tidak nyata. Jadi jangan khawatir lagi," ucapnya.

Aku terdiam menatapnya yang menatapku lembut. Aku memeluknya dan menenggelamkan wajahku dilehernya.

"Aku ingin selalu bersamamu mulai sekarang. Aku akan selalu mengikutimu kemanapun kau pergi Leo. Aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku," ucapku serius.

Leo terkekeh saat aku mengatakan hal itu. Aku melonggarkan pelukkanku dan menatapnya bingung.

"Aku senang istriku ini mulai posesif kepadaku. Kau membuatku gemas dan ingin menyerangmu lagi," ucapnya.

"Ish Leo kau ini tidak pernah ada rasa lelah ya," ucapku kesal.

"Tidak. Kau selalu membuatku tegang," ucapnya mengarahkan tanganku kejuniornya.

Aku menarik tanganku saat merasa juniornya tegang. Leo terkekeh melihat reaksiku. Aku mencubit pipinya gemas. Dia menciumku dengan lembut.

"Boleh ya. Satu lagi saja," ucapnya memohon.

Aku berpura – pura berfikir, namun Leo sepertinya menyadari kalau aku mengerjainya. Dengan cepat dia menarikku agar duduk dipangkuannya dan mulai menciumku. Aku hanya tertawa merasakan ciumannya. Aku membiarkannya melanjutkan keinginan kami.

***

Aku tersenyum senang saat melihat piring berisi makanan yang Leo masak. Leo nampak sumringah saat melihat ekspresiku.

"Aku coba ya," ucapku.

Leo mengangguk. Makanan ini ternyata sangat enak. Aku tidak sangka Leo sangat pintar memasak. Aku pura – pura memasang ekspresi murung saat menyadari Leo menungguku bicara.

"Ini.."

"Tidak enak ya? Maafkan aku. Aku akan.."

"Enak," ucapku senang.

"Kau bohong," ucapnya.

Aku memberinya sesuap makanan milikku. Dia tersenyum saat menyadari kalau aku jujur.

"Aku baru tahu suamiku yang tampan ini pintar masak," ucapku sambil memakan makananku dengan lahap.

"Aku baru belajar masak. Karna aku ingin membuatkanmu makanan," ucapnya.

"Wow ini hebat. Kau hebat untuk pemula. Tapi aku cukup tersentuh dengan usahamu baby," ucapku menatapnya lembut.

"Berarti kau harus memberiku hadiah," ucapnya senang.

WHEN I WAS YOUR MAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang