BAB 35

2.6K 175 13
                                    

POV LEO

Aku bangun saat merasa matahari mengganggu tidurku. Perlahan aku melihat wanita yang saat ini menjadi istriku yang masih setia memelukku. Aku tersenyum dan mengeratkan pelukkanku kepada Zeline agar membuatnya lebih nyaman. Aku tahu saat ini dia begitu lelah karna kegiatan panas kami. Aku merasa sangat bahagia saat tahu dia menjaga dirinya untukku. Aku teringat masa kecil kami. Dia begitu baik dan polos. Hingga terkadang aku khawatir dia akan dimanfaatkan orang lain. Aku selalu berusaha keras menjaganya sejak dulu, namun aku sempat terluka saat melihatnya menjalin kasih dengan pria yang dia cintai. Awalnya aku membiarkannya dan berniat merelakannya pergi. Hingga aku bertemu pria itu untuk pekerjaan. Dia membawa jalang  bersamanya dan mereka mengaku akan menikah tidak lama lagi. Aku sempat menyindir mereka tentang Zeline dan tanggapan mereka begitu membuatku marah. Mereka menjelek – jelekkan gadisku didepanku. Aku yang marah langsung membatalkan perjanjian kerja sama kami. Aku muak dan tidak terima mendengar Zeline direndahkan seperti ini. Sejak saat itu aku mulai berusaha mendapatkannya kembali, namun saat aku melakukan itu aku terlambat karna mendadak orang tuanya meninggal. Aku melihatnya yang begitu sedih dan terluka. Aku hampir tidak bisa menahan diriku untuk mendekapnya dan memberikan kekuatan kepadanya kalau Tomas tidak menahanku. Aku menangis saat melihat Zeline mengais – ngais tanah untuk membuat orang tuanya kembali. Aku benar - benar tidak menyangka Zeline bisa mengalami hal yang sama denganku. Rasanya aku kecewa kepada diriku sendiri yang sempat merelakannya bersama pria brengsek itu. Harusnya aku merebutnya sejak dulu agar kesedihan itu tidak akan pernah di alami oleh Zeline. Sesaat aku menutup mataku saat mengingat kejadian itu. Air mataku menetes saat aku teringat itu. Gerakan seseorang yang aku peluk membuatku langsung menghapus air mataku dengan cepat.

POV LEO END

POV ZELINE

Aku menatap Leo dalam diam tanpa bicara. Aku masih belum begitu sadar saat ini. Hingga Leo tersenyum dan mengecup bibirku berkali – kali. Aku tersenyum saat dia melakukan itu.

"Selamat pagi sweety," ucapnya lembut.

"Pagi baby," ucapku kepadanya.

Entah mengapa aku merasa ingin memanggilnya begitu. Leo nampak senang mendengar aku memanggilnya begitu. Dia kembali menghujaniku dengan ciumannya hingga aku tertawa.

"Leo hentikan," ucapku.

"Panggil aku baby saja mulai sekarang. Aku menyukai itu," ucap Leo.

"Hmm baby Leo," ucapku gemas.

Leo tertawa mendengar panggilanku. Perlahan aku bangun dan beranjak dari tempatku untuk membersihkan diri. Tapi aku terhenti saat merasa sakit di pangkal pahaku. Leo yang melihat itu langsung menggendongku dan membawaku ke bathup dan mengisinya dengan air.

"Sweety biar aku yang membersihkanmu," ucapnya lembut.

"Tapi.."

"Jangan malu sweety aku sudah melihat dan merasakan semua," ucap Leo.

Leo duduk dibelakangku dan memelukku dengan erat. Dia menunggu hingga air memenuhi bathup. Dengan lembut dia membersihkanku dengan teliti. Sesekali aku mendesis saat dia menggodaku dengan sentuhannya.

"Leo.. masih sakit jangan menggodaku.."

Leo hanya terkekeh dan mengecup pipiku yang aku gembungkan karna aku ngambek kepadanya. Dengan iseng aku menciprat wajahnya dengan air hingga dia mengaduh. Aku terkikik saat melihat itu dan terus melakukan hal itu. Leo yang melihatku mulai iseng kepadanya langsung mengelitikiku.

"Iya ampun," ucapku memelas.

Leo yang melihatku memelas langsung mengecup bibirku dengan gemas.

WHEN I WAS YOUR MAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang