"Pada akhirnya semestalah yang berbicara."
Bel tanda istirahat menggema diseluruh penjuru sekolah. Termasuk kelas 11 IPA 1, kelas yang kedatangan siswi baru dari Sma Wipama.
Mereka menyayangkan keputusan Natasha yang meninggalkan sekolah lamanya. Mungkin hanya Natasha yang tahu seluk beluk sekolah itu.
Disana terlalu banyak murid yang semena-mena. Tapi Natasha tidak ingin menceritakan aib sekolah lain. Toh mereka punya cerita tersendiri.
"Ca, ke kantin yuk? Sekalian gue kenalin ke temen-temen gue." Tawar gadis bertubuh tinggi.
Natasha sudah mendapatkan teman sekelas. Meskipun baru satu tapi Natasha bersyukur karena Agatha Rafendra Pratama adalah gadis friendly dan cantik. Ia juga memiliki tubuh yang sangat goals. Natasha yakin jika Agatha adalah salah satu famous disini.
"Yuk." Seru Natasha semangat.
Agatha dan Natasha berjalan beriringan menelusuri koridor. Sesekali mereka tertawa mendengar lelucon yang Agatha keluarkan, gadis ini sangat mudah akrab dengan orang baru.
Mata Natasha bertemu dengan manik mata milik Nathan. Cowok itu berada dibawah tangga hendak naik ke atas. Sedangkan Natasha hendak turun menuju kantin.
"Lo suka sama Nathan?" Bisik Agatha.
"S-suka?" Beo Natasha.
"Iya, lo suka sama dia?"
Natasha mengabaikan pertanyaan Agatha saat mereka berpapasan dengan Geng Nathan. Agatha langsung menarik Natasha agar tidak bertubrukan dengan para siswa itu.
"Kenapa diem aja? Jangan coba-coba cari masalah sama dia." Kata Agatha saat mereka sudah dibawah.
"Emangnya kenapa?" Tanya Natasha.
"Nathan itu gak akan segan-segan sama orang yang berani ngusik hidupnya. Udah banyak korban juga," ucap Agatha mulai bercerita.
"Korbannya dia apain?"
"Kalo gak dihajar ya disuruh-suruh."
Natasha jadi terdiam. Berarti saat dirinya menjadi korban pembullyan kakaknya malah menjadi orang yang membullynya. Natasha tidak habis fikir.
"Tapi gue malah aneh sama Vanessa. Dia malah suka banget cowok modelan kaya Nathan itu."
"Vanessa?" Agatha mengangguk.
"Dia ketua Cheerleader sekaligus sahabat gue. Mungkin diantara gue, dia sama Melly dia yang paling cantik."
Mereka sampai dikantin yang sudah penuh oleh para warga sekolah yang kelaparan. Natasha bahkan tidak berkedip melihatnya.
"Tenang, kita kebagian tempat duduk ko." Ujar Agatha yang mengerti pemikiran Natasha.
Mereka berjalan ke meja paling strategis. Diantara semua meja mengapa harus ditengah-tengah seperti ini. Natasha jadi merasa trauma.
"Holla, cecan come back." Seru Agatha lalu duduk berhadapan dengan dua gadis yang menurut Natasha sangat cantik.
Natasha hanya tersenyum canggung. Ia dapat menebak gadis yang bernama Vanessa, gadis itu memiliki rambut berwarna pirang.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIOR [SELESAI]
Ficção Adolescente𝘾𝙊𝙑𝙀𝙍 𝘽𝙔 : 𝙇𝙞 𝙂𝙧𝙖𝙥𝙝𝙞𝙘 "Lakukan apapun yang menurutmu menyenangkan." Rafa Alexander Bramasta salah satu siswa Sma Mahesya. Memiliki sifat dingin dan irit bicara. Wajah tampan bak pangeran berkuda mampu membuat dirinya menjadi seorang...