Aku bodoh lebih memilih pendatang dari pada penetap yang pada akhirnya aku sendiri yang menyesalinya.
Rafa alexander bramasta:*
Happy reading🌻💕
Sudah satu minggu caca tak menyadari diri dari komanya membuat keluarga berserta temannya khawatir dengan kondisinya karna tiga hari yang lalu kondisi caca sempat menurun drastis.Semenjak kecelakaan caca temen temannya sudah mengetahui identitas asli caca disekolah barunya membuat mereka merasa bersalah bukan karna anak pemilik sekolah melainkan terlalu lalai menjadi sahabat caca.
Namun sudah seminggu itupula rafa tidak ada kabar sama sekali hanya rafa yang belum mengetahui identitasnya.
"Keluarga pasien ada".
"Saya ibunya dok".
"Saya ayahnya dok,bagaimana keadaan putri kami?".
"Keadaan pasien mulai membaik putri kalian bisa dipindahkan ke kamar inap".
"Apakah benar dok,kalo seperti itu terima kasih banyak dok". Mr. Mahesya berjabat tangan dengan dokter tersebut dan melempar senyuman ke arah nathan.
"Terima kasih banyak dok".
"Sama sama kalo begitu saya akan keruangan dulu jika ada apa apa panggil saja saya".
"Baik dok".
Cklek...
Pintu terbuka terlihat gadis cantik yang tertidur lemas disana dengan wajah pucat pasihnya dan senyum hangat yang diberikan olehnya."Sayang". Mrs.nita mengusap puncak rambut milik caca.
"I..iya mah". Semua orang disana tersenyum saat mendapatkan suara caca.
"Mamah kangen kamu". Mrs.nita mulai menitiskan air matanya dan memeluk putri kesayangannya.
"Iya mah caca juga kangen kalian semua". Nathan mendekati caca dan mencium puncak rambut caca.
"Abang". Nathan tersenyum hangat ke arah caca.
"Kenapa kangen ya". Ucap nathan sambil menaik turunkan alisnya.
"Geer banget sih lo".
"Kamu gak kangen papah". Semua yang ada didalam sana tertawa kecil saat sang ayah merindukan putri kecilnya.
"Kangen banget papah". Mr.mahesya mengelus puncak rambut caca.
"Yaa kita jadi kambing conge deh". Ucap niko sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Hah kita lo aja kali hahaha". Seketika suasan disana menjadi bahagia.
Semua duduk disofa dengan canda tawa yang tercipta dari mereka membuat caca melupakan rasa sakitnya.
Mr.mahesya dan Mrs.nita sudah pulang dari setengah jam yang lalu karna mereka sangat menghawatirnya caca mereka lupa untuk membersihkan dirinya.
Nathan duduk disamping caca sambil memegangi satu tangan yang tak diinfus.
"Cerita sama gue ada apa sebenernya". Caca menundukan kepalanya ia tau jika nathan mengetahuinya pasti ia akan melarangnya bahkan berpindah sekolah untuk kesekian kalinya.
*FlasBack on
"Abang". Suara gadis itu bergema dipenjuru ruangan membuat lelaki yang sedang menikmati tidurnya terganggu.
"Apaan sih ca". Protes nathan yang masih belum membuka matanya.
"Bang bangun e'lah". Caca menarik narik selimut yang menutupi sebagian tubuh nathan.
"Iya iya bawel asu". Nathan kembali membuka matanya padahal jam masih menujukan pukul 23.30 tapi caca membangunkannya adik lucnat memang.
"Bang". Raut wajah caca mulai serius membuat nathan menaiki satu alisnya.
"Apaan dah to the point bisakan".
"Gue mau bikin rencana?". Nathan mulai kesal dengan caca faktanya caca bukan langsung membicarakan apa yang diingin katakan ini malah membuat nathan kesal.
"Rencana apa ca?". Ucap nathan dengan nada kesal.
"Gue pengen bikin mereka gak ada yang tau identitas gue,termasuk gue adeknya lo". Nathan menaiki alisnya membuat caca berdecak sebal.
"Bantuin gue,gue gak mau ada yang tau dulu soal ini". Nathan memberi mata elangnya caca yang merasa diperhatikan menoleh.
"Abaaaaaang". Teriak caca membuat nathan tertawa bebas.
"Iya ca gue bantuin,tapi kalo sewaktu waktu lo ketauan gimana". Caca menaru jari telunjuknya didagu.
"Hmm rencananya sih gue mau balik lagi ke amrik". Mata nathan membuka sempurna saat caca berencana untuk balik ke amerika.
"Apa apaan sih lo,lo gak tega sama gue yang nunggu lo selama itu". Caca memasang muka pura pura tidak tau.
"Hehehe gimana dong".
"Oke gue bakal bantuin lo,tapi kalo lo suka sama cowo disono apa lo mau ngasih tau identitas lo?". Caca terdiam sejenak memikirkan untuk seterusnya.
"Yaaaa gue bakal kasih tau dong atau bisa jadi gue bakal dijauhin dia kalo dia tau identitas sebernya gue".
"Lo siap sakit hati lagi".
"Do'anya yang bagus napa bang". Nathan menyengir dan mengacak puncak rambut caca".
"AaaaaaaaaaSiyap 86 bu bos". Caca akhirnya tersenyum lega dan kembali ke aktifitasnya yaitu pergi ke pulau kapuk.
*Fllasback off
Nathan mengangkat wajah caca yups caca menangis dalam dia.
"Apa yang bakal lo lakuin sekarang?". Ucapnya sambil menggenggam tangan caca.
"Sesuai rencana gue bakal balik ke amrik". Nathan menggelengkan kepalanya dengan wajah yang mulai memerah.
"Gak ada yang lain selain itu,mereka juga udah bisa nerima lo saat ini".
"Mereka emang bisa,apa rafa bisa!!". Ujar caca dengan nada tinggi,semua orang yang ada didalam ruangan terarah pada mereka berdua.
"Ca dengerin gue dulu". Caca menggelengkan kepalanya air mata sudah mengalir deras dipipunya.
"Bang biarin gue sendiri dulu oke". Caca langsung memejamkan kedua matanya.
Nathan yang merasa bersalah akan keadaan caca saat ini membuat teman temannya merasakan apa yang dirasakan oleh nathan.
"Dia butuh waktu aja ko". Ucap nessa membuat nathan tersenyum kembali.
Maaf guys upnya lama hehe😁
Kangen gak nih😍
Jangan lupa bintangnya ya❤
Salam manis
Sania amelia

KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIOR [SELESAI]
Teen Fiction𝘾𝙊𝙑𝙀𝙍 𝘽𝙔 : 𝙇𝙞 𝙂𝙧𝙖𝙥𝙝𝙞𝙘 "Lakukan apapun yang menurutmu menyenangkan." Rafa Alexander Bramasta salah satu siswa Sma Mahesya. Memiliki sifat dingin dan irit bicara. Wajah tampan bak pangeran berkuda mampu membuat dirinya menjadi seorang...