"Tidak perlu melihat bintang jika yang bersinar ada dihadapan ku sekarang."
-Rafa Alexander Bramasta-
SUASANA canggung menyelimuti dua insan yang sama-sama ditelan oleh pemikiran masing-masing. Mereka sekarang duduk diterotoar sambil menatap keramaian yang beberapa meter dari mereka.
Ditemani oleh cahaya remang-remang dan sinar bulan yang nampak tertutup oleh awan hitam. Rafa berdeham untuk mencairkan suasana.
"Kamu pasti bukan tipe orang yang suka basa-basi. Jadi ada apa?" Rafa mengangguk, ucapan Natasha benar.
"Cuma pengen gini aja sama lo."
"Gini gimana?"
"Duduk berdua, meskipun hati lo udah milik orang lain."
Rafa memandang langit malam yang gelap gulita. Bulan bahkan enggan menampakan wujudnya karena terhalang oleh kabut awan hitam. Bintang pun sama sekali tidak menghiasi langit malam ini.
"Maksud kamu?" Natasha masih binggung dengan ucapan Rafa, sungguh.
"Gue denger lo udah jadian sama Senior kita, Viro." Rafa menjawab kebinggungan Natasha.
"Ko bisa?!"
Tentu Natasha terkejut. Perasaannya yang tahu mengenai hal itu hanya dirinya, Nathan dan Viro.
"Jadi bener?"
"I-iya."
Natasha tidak tahu harus mengatakan apalagi selain iya. Toh cepat atau lambat berita itu akan segera sampai ke telinga warga sekolah. Lagipula Rafa kan bukan siapa-siapanya kan?
"Tapi, selagi jalur kuning belum melengkung itu tandanya gue masih bisa nikungkan?" Kekeh Rafa.
Natasha menoleh dengan alis ditekuk. Ia masih belum bisa menangkap kata-kata yang dilontarkan dari bibir tipis Rafa.
"Lo seneng-seneng aja dulu sama dia, soal gue gampang." Rafa bangkit lalu mengulurkan tangan dihadapan Natasha.
"Kamu? Emangnya kenapa?" Rafa menggeleng lalu menarik tangan Natasha agar gadis itu juga bangkit.
"Oh iya, kamu kalo sama aku cerewet banget sih?"
"Masa?"
"Serius tau! Kamu cerewet banget."
Rafa menyentuh hidung mancung Natasha dengan telunjuknya, "itu tandanya, lo beda dari yang lain." Gurau Rafa.
Natasha langsung bungkam. Munafik jika ia tidak tahu arti kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Rafa. Kalimat Rafa mampu membuat kedua pipi Natasha bersemu kemerahan.
"Bisa bullshing juga lo ternyata."
"Nyebelin! Ngeselin! Cerewet!" Maki Natasha.
"Yang penting sayang."
"Halu.. halu.. halu.."
Rafa tersenyum tipis melihat Natasha mengulurkan lidah sampai kedua matanya membuat bulan sabit. Menggemaskan, batin Rafa.
"Rafa jelek!" Teriak Natasha lalu berlari menuju teman-temannya.
Rafa tidak mengejar justru berbalik menuju motor kesayangannya terparkir. Lantas apa ia bisa memenangkan permainan ini atau ia harus mengalah? Dan memilih menjauh dari kehidupan gadis itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIOR [SELESAI]
Teen Fiction𝘾𝙊𝙑𝙀𝙍 𝘽𝙔 : 𝙇𝙞 𝙂𝙧𝙖𝙥𝙝𝙞𝙘 "Lakukan apapun yang menurutmu menyenangkan." Rafa Alexander Bramasta salah satu siswa Sma Mahesya. Memiliki sifat dingin dan irit bicara. Wajah tampan bak pangeran berkuda mampu membuat dirinya menjadi seorang...