"Masih mau tau tentang Farel?" Nadia tak menatap Lea, dia sibuk melahap kentang goreng kesukaan nya di kantin dengan lahap.
"Emm.. iya dia itu gimana sih? Kasih tau gue dong," pinta Lea sembari menyeruput air jus jambu kesukaannya.
Nadia terkekeh pelan.
"Lo kepo? Pengen tau? Apa suka?" Goda Nadia.
Bibir Lea langsung mengerucut.
"Gue cuma pengen sekedar tau doang. Yaudah kalo lo ga mau ngasih tau gue juga ga masalah," timpal Lea dengan nada datar.
"Farel itu orangnya romantis," ucap Nadia tak mau melanjutkan.
"Romantis gimana maksud lo?"
"Dulu, Farel pernah nyatain perasaan nya ke Sarah. Dia kelas 12 salah satu cewek famous dan ga ada yang berani sama dia, ntar juga lo tau sendiri kayak apa. Farel nekat ngasih sebuket bunga mawar lalu Sarah nolak kasar. Katanya, Farel itu nggak selevel jadian sama adik kelas dan mentang-mentang beda satu tahun doang. Ah kalo gue digituin sama Farel bakal gue terima. Secara gitu, dia most wanted kedua disekolah ini. Oh iya! Gue juga sering main bareng loh sama Farel hehe," jelas Nadia dengan cerewetnya yang khas.
Lea berusaha mencerna perkataan Nadia, dan mengangguk mengerti.
"Itu mah bukan romantis," timpal Lea.
"Tapi?"
"Ngenes!!" Lea tertawa dengan puasnya. "Ngomong-ngomong kalo Farel most wanted kedua disekolah ini, yang kesatu siapa?" lanjut Lea.
"Tuhh.." tunjuk Nadia ke arah meja depan nya yang berisi pria-pria tampan plus tajir. Yang bisa dibilang idaman para cewe alay disekolahnya.
Lea menoleh, mencari arah itu.
"Mana Nad? Disitu banyak banget cowo kali," ucap Lea sembari menyipitkan kedua matanya.
Nadia menghela napas.
"Itu yang pake earphone, paling ganteng diantara cowo lain, cool, good boy, tajir," ucap Nadia dengan kedua tangan memegangi pipinya.
Lea menoleh kembali kearah pria-pria itu.
"Ooh itu," jawab ia seadanya, lalu mengedarkan pandangannya kearah semula.
Lea tersadar setelah ia terhenti melihat pria itu. Lalu ia kembali melihatnya, menoleh dengan cepat, dan langsung menyipitkan kedua matanya, memastikan bahwa dia adalah benar...
Gadis itu membulatkan matanya saat menatap Nadia.
"Eh bentar-bentar. Lha itu kan kak Bian?" Tanya Lea kepada Nadia dengan antusias.
Lea baru menyadari, bahwa pria itu adalah orang yang pernah ia kagumi sebelum pindah ke sekolah ini.
"Kenapa lo histeris gitu liat kak Bian?" Tanya Nadia heran.
"E-engga papa kok," jawab Lea terbata bata, ia langsung membuang muka tak mau menatap Nadia, dan menyibukkan dirinya dengan melahap sesuap bakso.
"Kenapa lo bisa tau nama dia? Apa lo pernah kenal sebelumnya?" Tanya Nadia serius menatap Lea.
Lea kembali menatap Nadia lekat.
"Bisa dibilang gitu. Dia pernah nggak sengaja nabrak gue di jalan waktu gue lagi sepedaan, dan gue jatuh sampe kaki gue berdarah agak parah. Terus dia langsung bawa gue ke rumah sakit. Dari situ gue kenal dia. Dan sampe waktu itu gue ga pernah ketemu kak Bian lagi."
"Kirain udah jadi mantan. Jadi cuma sekedar kenal doang?"
Mata Lea melotot tajam. Mendengar perkataannya.
"Ngawur aja lo kalo ngomong. Ya begitulah cuma kenal," jawab Lea seadanya.
🍰🍰🍰
Lea sedang santai sendirian menatapi langit yang agak sedikit mendung, di rooftop sekolah. Dengan tubuh bersendar ke tembok, dan kepalanya mengarah ke atas sambil memejamkan mata, menikmati sepoi-sepoi angin.
Tiba-tiba seseorang memanggil Lea dengan nada halus dan suara yang menggetarkan hati.
"Ekhmm," pria itu berdeham kepada Lea.
Sontak Lea mencari arah suara itu. Lea membalik kan tubuh mungil nya. Lalu mendapati sesosok pria berwajah sangat tampan namun tanpa senyuman sedikitpun yang melengkung dibibirnya.
Lea membesarkan pupil matanya kaget.
"Kak Bian?"
"Lo tau nama gue dari mana?" jawab Bian dengan cueknya.
"Kak Bian udah lupa ya?" Lea mencoba mengingatkan tentang kejadian di jalan yang menyebabkan Lea jatuh dari sepedanya.
"Lo siapa sih? Gue nggak pernah kenal lo!" jawab Bian ketusnya.
Degg!! Batin Lea sangat sesak rasanya.
Sebenarnya Bian sangat ingat dengan wanita di hadapannya ini, namun ia lebih memilih untuk tidak mengatakkan nya dengan jujur, karna Bian sedang terbawa emosi untuk saat ini, tak mau memperpanjang obrolan dengan Lea.
Gadis itu menjulurkan tangannya.
"Oh iya kenalin, aku Lea. Anak baru disekolah ini," ucap Lea canggung.
Bian tak membalas juluran tangan dari Lea, ia malah makin berkata seenaknya.
"Lo tau? ini tempat gue. Lo bisa pergi sekarang!" bentakkan Bian membuat Lea tersingkir, melangkahkan kakinya ke belakang.
"Maaf, Lea nggak tau. Permisi," jawab Lea lalu berlari kecil meninggalkan tempat itu.
Air matanya tak sengaja jatuh dipipinya. Lea terpuruk, karena sebelumnya ia tak pernah di bentak sedikitpun oleh seorang pria. Dan sekarang, pria yang dikagumi diam-diam dari dulu, telah melukai dirinya.
🍰🍰🍰
Lea berada dikamar sendirian, tak mau dia diganggu oleh orang lain. Ia mulai menuangkan segala isi hatinya pada secarik kertas, di bawah remang-remang lampu tidur.
"Tak apa jika kamu tak mengenalku sekarang. Lain waktu, tentang hal ingin bersamamu. Semua akan tersemogakan dan menjadikannya nyata."
Dia memang sangat suka sekali menulis, tidak afdal rasanya jika Lea sedang tak karuan, lalu tidak menghasilkan apapun dari pikiran dan hatinya. Menurut Lea saat-saat itulah waktu yang baik untuk dia mencurahkan segalanya, agar hasilnya lebih natural dari hati 'katanya'.
"Sumpah ya. Ternyata dia itu ngeselinn!" Lea geram, sambil mencoret coret belakang bukunya dengan emosi meluap.
Lea beranjak dari kursinya dan membanting tubuhnya ke kasur, seraya menatap langit-langit kamar. Tangannya dilipat sebagai bantalan kepalanya.
Kringg.. kringg..
Posel Lea berbunyi, reflek ia langsung mengecek nya dan terlihat nomor yang tidak di kenal, misscall Lea.
"Siapa ini? Perasaan gue ngga pernah ngasih nomor hp gue kesiapapun deh kecuali Nadia," tanya Lea kepada dirinya sendiri.
Drtttt...
Terdengar bunyi notifikasi pesan masuk dari nomor misterius itu. Lea mengecek nya dengan penasaran.
Gue mau ketemu lo di Cafetaria sekarang
Ini siapa ya?
Gue tunggu!
Lea sedikit bingung dan ragu. Sebenarnya siapa dibalik nomor tidak dikenal ini. Apakah Lea harus menemuinya atau mungkin tidak?
"Apa gue harus kesana?"
- ••• -
Bersambung..
Thank u for reading. wait to next chapter for it✨
My Instagram activity @adeliasfra
![](https://img.wattpad.com/cover/166398839-288-k142818.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Azalea [COMPLETED]
Teen FictionSeorang pria, satu tahun lebih tua dengan gadis 16 tahun yang akrab dipanggil Lea. Acuh, itulah karakter Bian. Dikisahkan bahwa Bian memiliki masalah psikologis akibat mimpinya di masalalu yang selalu datang menghantuinya. Alasan yang mungkin bisa m...