"Morning mama papa," sapa Lea.
Terlihat mereka bertiga sudah duduk di meja makan untuk menyantap makanan.
Lea berjalan menuruni anak tangga hendak menghampiri orangtuanya dan kak Dhirga. Wajahnya pagi ini terlihat segar dari hari kemarin, seragam putih abu yang sudah melekat mendandakan ia siap untuk berangkat sekolah pagi ini.
"Gue ga di anggep ok fine. Soal gue traktir lu di baso mamang adi batal," tutur Dhirga kesal sambil melahap sarapannya.
Lea mengerucutkan bibirnya sembari mengacak rambut kakaknya.
"Idih gitu aja ngambek, kayak cewe lagi pms tau ga kak," goda Lea sambil tertawa puas.
"Lea, are you going to school?"
Tanya ayahnya kepada Lea dengan logat amerikanya.
Gadis itu menoleh ke arahnya dan langsung mengangguk cepat.
"Yes dad."
"Cek kalender dulu deh kamu," pinta ibunya sembari terkekeh pelan.
Lea menurutinya, ia berbalik badan untuk mengambil kalender yang berada di belakangnya lalu melihat kalender sembari menyipitkan matanya.
"Sunday? Omg i'm shy," ucapnya seraya menutup wajah dengan kalender itu.
Semua tertawa melihat Lea. Pipinya memerah, lalu ia bergegas ke atas untuk kembali ke kamarnya.
🍰🍰🍰
"Leaaa.." sahut Nadia memanggil dari depan rumahnya.
Sontak Indah, ibunya Lea hendak melangkahkan kakinya kedepan menemui sahabat anaknya itu. Namun dicegah oleh Dhirga yang kelihatannya sudah dulu menyelesaikan sarapannya.
"Udah, biar Dhirga aja mah," gumam Dhirga.
Indah mengangguk lalu melanjutkan sarapannya.
"Hai kak ganteng, Lea nya ada?" Tanya Nadia genit.
Dhirga menyengir mendengar sapaan itu.
"Lea ada di kamarnya, kamu masuk aja ya," jawab Dhirga mempersilahkan.
Nadia memasuki rumah. Mengikuti Dhirga di belakangnya.
"Permisi om, tante."
Mereka melebarkan senyumannya. Menyambut kedatangan Nadia.
🍰🍰🍰
"Lea bukain pintu dong," pinta Nadia sambil menggedor gedor pintu kamar Lea.
Lea membukanya.
"Gue ada info baru buat lo, mau denger?" Ucap Nadia dengan antusias.
Gadis itu mengangguk.
"Masuk dulu."
Nadia memilih duduk di sofa berwarna pink yang terletak di sudut ruangan. Sedangkan Lea, ia mengambil posisi duduk santai sambil bersandar di pinggir tempat tidur. Ia meluruskan kakinya rileks, lalu mengambil majalah untuk sekedar dilihat lihat saat mendengarkan Nadia berbicara agak tak nampak terlalu serius.
"Lo mau ngomong apa tadi?" Tanya Lea heran kepada Nadia.
Nadia menghela napas berat, "Ishh majalahnya di simpen dulu deh, gue mau cerita serius," pinta Nadia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Azalea [COMPLETED]
Teen FictionSeorang pria, satu tahun lebih tua dengan gadis 16 tahun yang akrab dipanggil Lea. Acuh, itulah karakter Bian. Dikisahkan bahwa Bian memiliki masalah psikologis akibat mimpinya di masalalu yang selalu datang menghantuinya. Alasan yang mungkin bisa m...