31. Keputusan

189 9 0
                                    

Ting.. ting..

Seseorang telah mengetuk pintu luar. Sontak Lea menghentikan aktivitas belajarnya di kamar karena mendengar bel berbunyi beberapa kali.

"BANG ITU BUKAIN PINTUNYA DONG. LEA LAGI BELAJAR NIH!" Teriaknya dari dalam kamar. Namun tak kunjung ada balasan dari kakaknya itu.

Lea memutar bola matanya malas. Mau tak mau ia harus beranjak dari zona nyamannya. Ia membuka pintu kamar lalu mendapati Dhirga yang tengah tidur santai di sofa.

Gadis itu berdecik kesal melihatnya.

"Pantes aja dipanggil nggak nyaut. Dasar keboo!!"

Lea kembali berjalan untuk membukakan pintunya. Belum full ia membukanya, gadis itu langsung menutupnya kembali dengan kencang karena melihat yang datang adalah Bian.

Lea membalikkan tubuhnya bersandar di belakang pintu sambil membulatkan matanya kaget lalu berdecak malas.

"Ngapain sih dia kesini segala, ishhhhh!!" Gerutunya.

Indah berjalan menghampiri Lea.

"Siapa yang datang nak?"

Gadis itu langsung melengos pergi.

"Nggak tahu Lea nggak kenal!"

Indah menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya itu. Kemudian ia membuka pintu serta mendapati Bian, ia menyambutnya dengan tersenyum.

"Eh nak Bian, ada apa nih malam-malam tumben?"

"Leanya ada tante?"

"Oh Lea ada kok kamu masuk dulu gih."

"Mmm nggak usah tante sebentar aja kok ada suatu hal yang Bian pengen omongin ke Lea."

"Tante panggilkan dulu ya, sebentar nak Bian."

Tok.. tok..

"Lea?" Sahutnya perlahan.

Indah menaikkan salah satu alisnya ketika melihat Lea yang sudah tertidur. Seluruh tubuhnya tertutup dengan selimut. Bahkan kepalanya pun tak terlihat.

"Lea udah tidur," jawab Lea cepat.

Indah makin heran.

"Tidur kok bisa ngomong. Eh itu ada cowo kamu kok dianggurin? Keluar ayok nggak enak kan dia sudah kesini malam-malam begini loh."

"Nggak mau tahu. Pokoknya Lea nggak mau keluar!" Ucapnya dalam selimut sedikit membentak.

Indah mendekat ke arah Lea dan duduk di pinggir ranjang. Ia membuka perlahan selimutnya. Lea pun tak bisa berkutik ketika melihat tatapan ibunya yang memberi kesan sedang memohon Lea untuk menemuinya.

"Sejak kapan mama ngajarin kamu jadi anak yang nggak menghargai orang lain?" Ucap Indah berubah serius.

Gadis itu merasa bersalah, menggigit bibir bawahnya sembari menatapnya.

"I-iya mah, Lea bakal nemuin kak Bian sekarang."

Lea beranjak dari tempat tidurnya setengah kesal karena harus menemui Bian. Ia masih teringat akan kejadian akhir-akhir ini.

Bian dan Lea saling menatap dari kejauhan, terlihat Lea nampak sedikit membuang mukanya. Lea mendekat, ia menyilangkan kedua tangannya dan tak menatap Bian. Gadis itupun tak mengeluarkan kalimat sedikitpun sebelum Bian yang memulai pembicaraan.

Bian menghela napas.

"Maaf."

Lea menoleh dan menatapnya sebentar.

Azalea [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang