"Jalan bareng? Mereka jadian?" Timpal Nadia melongo, keduanya saling bertatapan wajah.
Entah apa kenyataannya, Dhira teman sebangku Lea itu sekarang terlihat asyik tertawa dan berbincang bersama Bian. Duduk saling berhadapan, dan terlihat keduanya sangat gembira sekali.
Yang Lea tahu, Dhira tak pernah kenal sebelumnya dengan Bian. Tapi kenyataannya sebaliknya, mungkin karena Lea belum terlalu mengenal jauh tentang Dhira semenjak mereka bertemu dan berkenalan.
Lea menahan kobaran panas yang dibakar oleh api cemburu dihatinya. Ia nampak tak berkutik sedikitpun, gadis itu mengalihkan pandangannya ke bawah, sesekali memejamkan matanya menghela napas berat.
"Are u ok Lea? Lo cemburu sama Dhira?" Tuturnya sambil menaikan salah satu alisnya keatas.
Lea tidak berkutik, ia masih menundukkan kepalanya. Nadia menggelengkan kepalanya pasrah, Nadia pikir, "gue ngga usah nanya kali ya, kayaknya Lea lagi ngga karuan untuk saat ini."
"Gue mau pulang sekarang Nad," ucap Lea cepat menghela napas berat, sembari memasukkan dompet dan handphone ke tas kecilnya.
Nadia menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Mau gue anter?" Tawar Nadia, ia tak mau terjadi apa-apa dengan sahabatnya jika pulang sendiri.
Celotehan mereka berdua berakhir ketika seorang wanita berpakaian casual tiba-tiba menghampiri dan menyapa keduanya dengan tersenyum.
"Hai Lea."
"Nadia."
Ucap Dhira mendekat sembari melambaikan tangannya. Nadia menyambutnya dengan senyuman, sementara Lea, ia sedikit memaksakan lengkungan di bibirnya. Mengingat perihal mengapa Bian dan Dhira bisa bersama, apakah ada hubungan diantara keduanya?
"Oh hai Dhira. Bay the way lo sama siapa kesini?" Tanya Nadia pura-pura tak tahu.
Dhira menduduki salah satu kursi yang kebetulan kosong di sebelah Lea.
"Eemm.. gue sama kak Bian, tapi dianya barusan aja pergi katanya ada hal yang harus diurus. Dan tadi gue ngga sengaja liat kalian, daripada sendirian mending gue gabung aja boleh kan?" Ucap Dhira antusias.
Lea dan Nadia mengangguk mengiyakan. Setelahnya, basa basi itu berakhir dengan suasana hambar diantara ketiganya. Lea yang terlihat menekuk wajahnya dan nampak tak karuan, menimbulkan tanda tanya untuk Dhira saat tadi sedikit melirik ke arahnya. Ia pun bertanya dengan penasaran.
"Lea, lo kenapa? Sakit?" Tanyanya sembari menepuk halus bahu Lea.
Gadis itu reflek menggelengkan kepalanya. Rasanya Lea ingin mengatakan ke Dhira "Gue cemburu sama lo!" Tapi hal itu tentu tak bisa Lea lakukan.
"Ng-nggapapa kok, cuma kecapean aja mungkin. Oiya gue boleh duluan pamit?" Ucap Lea pelan, namun masih terdengar oleh keduanya. Ia tak mau menampakkan rasa cemburunya kepada Dhira.
"Tentu aja boleh, lo perlu istirahat," tutur Dhira khawatir.
"Nad, Dhir gue duluan," tuturnya sembari meninggalkan mereka.
Kali ini Lea benar-benar terpuruk, perasaannya tidak stabil. Amarahnya ingin meluap namun sulit tak bisa diungkapkan.
Lea memasuki rumahnya, membuka pintu ruangan. Namun, tak terkunci sama sekali padahal jam sudah menunjukan pukul tengah malam, terlihat mobil Farel pun masih terparkir tenang di halaman rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azalea [COMPLETED]
Teen FictionSeorang pria, satu tahun lebih tua dengan gadis 16 tahun yang akrab dipanggil Lea. Acuh, itulah karakter Bian. Dikisahkan bahwa Bian memiliki masalah psikologis akibat mimpinya di masalalu yang selalu datang menghantuinya. Alasan yang mungkin bisa m...