12. Jadian?

438 19 2
                                    

Lea berjalan menyusuri lorong sekolah, ia melangkahkan kakinya sendirian seraya membawa piala kejuaraan itu. Ada kegembiraan yang terpancar pada raut wajahnya.

Lea sangat tak percaya jika dia akan memenangkan lomba pentas seni itu, padahal skill menyanyi dan bermain pianonya masih belum terlatih dan jauh dari kata sempurna, ia hanya berbekal niat dan usaha saja.

"Hei!!"

Panggil Nadia dan Farel bersamaan seraya menepuk bahu gadis itu dari belakang. Lalu mereka berusaha menyamakan langkahnya.

Lea menoleh membalas senyuman mereka.

"Ciee selamat ya, gue bangga sama lo," celetuk Nadia sambil menyubit gemas pipi gadis itu.

"Boleh dong traktir gue dan Nadia di kantin," sahut Farel menggoda Lea.

"Yuk!! Oke," ucap Lea dengan tersenyum lebar.

Jawab Farel dan Nadia bersamaan.

"Seriusan nih?"

"Tapi boong wleee," Lea terkekeh pelan sembari menjulurkan lidahnya.

Farel dan Nadia mendengus kesal.

"Ishhh,"

Tak lama kemudian, Sarah datang dengan kedua tangan di lipat dan menunjukkan senyum sinisnya.

Sontak mereka bertiga menghentikan langkahnya seraya mengubah raut wajah mereka yang tadinya gembira menjadi tak berekspresi. Lea sebenarnya agak malas jika bertemu dengan gadis sinis itu lagi, dimatanya ia selalu saja salah. Dan sekarang, Lea tak mau membuat urusan dengannya lagi, walaupun sebenarnya Lea tak pernah ada masalah dengan Sarah.

"Bangga banget menang hasil nyogok panitia," kekeh pelan Sarah, tak berpikir panjang.

Lea, Nadia, dan Farel sontak membulatkan matanya kaget. Bagaimana bisa, Sarah memutar balikkan fakta? Mereka bertiga benar-benar tak terima akan hal itu. Lea betul tak berbuat apa-apa dengan panita, apalagi sampai melakukan hal salah itu.

Merasa tak terima, Nadia mengepalkan kedua tangannya, ia berniat untuk membalas perbuatan Sarah kepada Lea.

"Maksud lo apa sih kak bilang begitu!!!" Nadia meninggikan nada bicaranya.

Dilihat tak mau kalah dengan Nadia, Sarah menanggapinya.

"Kok lo ngotot sihh? Yang sopan sama kakak kelas!!!" Tuturnya, sembari mendorong bahu Nadia kebelakang,  sehingga gadis itu sedikit tersingkir.

Lea dan Farel hanya diam membisu tak bisa berkutik.

Dalam sekejap kedua gadis itu berkelahi layaknya anak kecil yang sedang berebut mainan. Tatapan-tatapan siswa lainnya terarah pada kedua gadis itu. Farel pun kewalahan,  tak bisa memisahkan keduanya. Mereka saling menjambak rambut, dan akhirnya...

Brakkkk!!

Tak sengaja Sarah menyenggol piala yang dipegang Lea, alhasil piala kejuaraan itupun jatuh dan hancur seketika. Sarah yang tadinya berkelahi dengan Nadia, malah langsung pergi begitu saja tak mau tanggung jawab memperbaiki piala itu yang dijatuhkan olehnya.

Lea mendelikkan matanya. Lalu ia berlutut hendak mengambil serpihan piala yang terbanting. Hatinya sesak, tak bisa menerima kenyataan. Matanya pun tak mampu membendung air mata, melihat pialanya yang hancur itu.

"Maaf Lea," tutur Nadia dengan nada bersalah.

Lea menjawab namun kedua matanya masih menatap pialanya.

"Ini bukan salah lo," jawabnya dengan nada tenang.

Bukannya harus Sarah yang meminta maaf, malah Nadia yang tidak bersalah. Jelas-jelas yang menyenggol piala itu adalah Sarah, entah karena sengaja ataupun hal lainnya.

Azalea [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang