6. My Little Love

742 41 0
                                    

Lea dan Bian sudah berada di kantin yang lumayan sepi. Bian memilih tempat duduk di pojok yang dekat dengan jendela, sengaja agar terkena sepoi-sepoi angin dari luar.

"Lo tunggu sini, gue mau pesen. Lo mau apa?" Tanya Bian kepada Lea yang sedang duduk.

"Nggak ada, kak Bian aja," jawab Lea seadanya.

"Oke," jawab Bian sambil meninggalkan gadis itu.

Lea duduk dan mengambil ponsel dari saku bajunya. Ia membulatkan matanya ketika melihat sesuatu di media sosialnya.

"Hah? Maksudnya apa ini!" Lea menatap layar ponselnya kesal.

Lea kaget melihat postingan Sarah (kakak kelasnya) dia memfitnah Lea yang tidak-tidak.

Bian menoleh kearah Lea, karena ia mendengar ucapan gadis itu lumayan keras, lalu Bian membatalkan pesananya dan terburu buru menghampirinya, mencari tahu apa yang terjadi pada gadis itu.

"Lo kenapa?" Tanya Bian serius menatap Lea.

Lea tak langsung menjawab, dia membisu karena sangat syok melihat postingan itu. Bian yang terlalu khawatir, sontak mengambil ponsel Lea tanpa ijinnya untuk mengeceknya.

"Sarah?" Ucap Bian geram.

Tak ambil banyak pikir, Bian meninggalkan Lea untuk mencari Sarah, seolah tidak terima jika Lea di fitnah olehnya.

"Kak Bian mau kemana?" Cegat Lea menghalangi Bian di depannya.

"Cari Sarah!" Bian menatap Lea lekat.

"Buat apa kak Bian cari dia?"

"Menurut lo? Apa lo mau masalah ini semakin besar dan lo bakal di jadiin bahan bullying orang-orang?" jelas Bian serius menatap Lea tajam. Lalu meninggalkan Lea.

Gadis itu hanya diam terpaku, diantara perasaan marah karena difitnah, dan senang di bela oleh Bian. Karena Lea merasa Bian perhatian kepadanya.

Lea membisu seketika. Ia menatap punggung Bian sudah berjalan jauh darinya. Ia berinisiatif untuk mengejarnya.

"Kak Bian tunggu!!" Lea mengikuti langkah cepat Bian dari belakang sambil berlari kecil.

Terlihat Sarah dan geng nya sedang mengobrol di bangku taman. Sarah heran mengapa Bian menghampirinya dengan wajah sangat mengerikan.

"Lo apa apaan fitnah Lea! Dia ga salah apa-apa. Kenapa lo bilang kalo Lea deket sama gue cuma buat ngincer harta dan karna gue famous? Kenapa lo ngatain Lea centil segala? Bukannya lo yang sok cari perhatian ke gue? Dikira gue akan tertarik sama ke-lebay-an lo? Seharusnya lo mikir dong kalo mau ngatain orang. Denger ya, Lea ngga seburuk lo!" Bentak Bian dengan nada tinggi, tak menghiraukan orang-orang disekitarnya melihat kearahnya.

Sarah tercengang karena bentakkan itu. Ia dan teman se-gengnya langsung pergi begitu saja karena menahan malu. Sedangkan Lea, ia hanya diam membisu tak terkutik sedikitpun ketika melihat peristiwa itu.

Mendengar belaan Bian untuk Lea, Sarah semakin benci dengannya seolah Lea sudah merebut Bian darinya.

Lea dan Bian duduk di bangku taman yang kosong. Sedari tadi, mereka hanya terdiam. Tak ada obrolan yang terdengar dari keduanya. Bian yang terlihat sedang kesal karena masih menyimpan marah pada Sarah. Sedangkan Lea terlihat canggung, ia meletakkan kedua tangannya di atas pangkuannya gelisah, dan bingung hendak memulai percakapan seperti apa.

"Lea."

"Kak Bian."

Ucap mereka tak sengaja bersamaan.

"Kak Bian dulu deh," Lea menyilahkan Bian untuk berbicara dahulu.

"Lo aja dulu."

"Yaudah Lea dulu. Lea mau tanya," terlihat Lea memainkan jari tangan, mengisyaratkan dia sedang canggung.

Azalea [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang