Setelah pembicaraan Kak Ara pada hari itu, dia lebih sering diam. Entahlah, apa yang dia pikirkan.
Aku masuk kamar setelah membantu Kak Ara memasak.
"Ibu nggak mau nginep semalam disini lagi?" aku terus membujuk Ibu agar tidak pulang ke rumahku. Masalahnya, ini sudah larut malam, dan Ibuku keukeuh mau pulang setelah dari pesta Kak Tia.
"Ibu harus pulang malam ini. Toh, juga Ibu nggak sendiri. Banyak temen pulang kok. Kamu tenang saja! Ibu naik taksi dengan aman."
Aku mendengus kesal, "Ibu kenapa harus pulang sih?"
"Besok Ibu ada arisan tetangga. Ay jangan gitu, udah besar, nggak boleh kesal-kesal gitu lagi. Lagian, Kak Arafah nggak ikut pulang. Temen Ay disini kan banyak, ada Kak Linda juga."
Akhirnya aku mengangguk pasrah dengan keputusan Ibu. Bagaimana pun juga aku masih rindu dengan Ibu.
"Ibu jam berapa pulangnya?" Kak Ara yang baru saja dari dapur itu masuk kamar dan langsung bertanya kepada Ibu.
"Jam 7 malam."
"Ibu dijemput disini?"
"Nggak. Mobil taksi yang antar Ibu akan jemput di rumah Tia."
"Nanti aku anter."
Ibu mengangguk.
"Aku juga." aku pun tak kalah dari Kak Ara ingin mengantar Ibu ke rumah Kak Tia. Soalnya, tadi aku dan Kak Ara tidak jadi pergi kesana. Soalnya harus membantu Kak Ara mencuci baju.
•••
"Tamunya masih banyak. Padahal udah malam." ucapku yang sudah berada di hadapan rumah Kak Tia.
"Keluarga Kak Tia tuh yang kamu liat. Tamunya udah bubar dari tadi." Sahut Kak Ara.
Aku hanya ber-oh ria menanggapi ucapannya.
"Kamu tunggu sini. Kakak mau ambil barang Ibu dulu."
Aku mengangguk dan menunggu Kak Ara datang.
"Ayra."
Aku menoleh dan mendapat Ibu di belakangku.
"Arafah mana?" tanyanya.
"Ambilin barang Ibu."
"Kamu sudah makan?"
"Belum."
"Ayo masuk dulu! Di dalam lagi masak makan malam. Makan dulu aja baru pulang ke rumah Tante Suci."
"Ay tadi udah janji pergi makan sama Kak Linda."
"Pergi makan dimana?"
"Nggak tahu." ucapku sambil menggeleng kepala.
Tak lama, Kak Ara datang dan langsung membawa barang Ibu.
"Tadi Tante Suci nitipin beras sama minyak buat dibawa pulang." ucap Kak Ara yang langsung memberikan kresek berwarna hitam kepada Ibu.
"Kamu sudah makan?"
"Belum."
"Kok samaan kayak Ayra juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Kecil Ayah [SUDAH TERBIT]
Non-Fiction[Cerita diangkat dari kisah nyata] Mereka bilang cinta pertama mereka adalah Ayah. Mereka bilang laki-laki yang tidak pernah menyakiti adalah seorang Ayah. Tapi kenapa tidak denganku? Kenapa justru Ayah adalah patah hati pertama dalam hidupku? Satu...