"Ibu, aku izin pergi ke rumah Nadya." ucapku kepada Ibu yang sedang menyiram bunga.
"Iya. Pulangnya jangan kemaleman,"
"Siap."
•••
"Nadyaaaa!!!" pekikku yang langsung memeluknya ketika dia duduk di teras rumahnya.
"Ay...ay, gak na...pas" ucapnya tersenggal.
Aku melepaskan pelukan dan memberinya cengiran kuda, "Rindu tahu akunya."
"Ihh. Aku juga rindu. Kamu darimana sih?"
"Gak darimana."
"Ay, selama tiga hari ini kamu ngilang banyak bangeeet yang pengen aku cerita. Sampe aku tuh hapalin kalimat kalo nanti udah ketemu sama kamu."
Aku tertawa, "Ngapain dihapalain segala sih? Emang pasal undang-undang?"
"Ih aku serius!"
"Iya deh. Cerita tentang apa nih?"
"Eh tunggu! Sebelum aku cerita. Aku pengen nanya sama kamu."
Aku melihat raut wajah Nadya yang berubah menjadi serius, "Tanyanya sekali doang! TITIK!"
"Ay ih, masa sekali? Gak cukuplah."
Aku berdecih, "Sudah kuduga jika Anda akan menanyakan yang pertanyaannya kayak soal essay Bu Narni, iya kan?"
Nadya tertawa mendengar ucapanku. Kami memang sudah mengenal yang namanya Bu Narni di sekolah itu, beliau adalah satu-satunya guru yang memberi soal essay lebih dari dua puluh nomor. Padahal itu masih tergolong dalam ulangan harian, bagaimana kalau ujian semester? Sangat kejam!
"Yaudah cepet tanyanya. Tapi jangan banyak-banyak!"
"Iya nggak banyak kok. Oke, pertanyaan pertama, kamu selama ini liburan semester dimana?"
"Di rumah Tanteku, seperti biasa."
"Tiga hari ngilang juga di rumah Tantemu?"
"Ih aku gak ngilang. Kalo ngilang udah pastilah gak disini."
"Yaa maksudnya tuh gak ada kabar."
"Iya aku emang di rumah Tanteku selama tiga hari."
"Karena alasan Ayahmu di rumah, ya? Makanya kamu nggak pulang?"
Aku mengangguk. Tanpa dijelaskan Nadya memang sudah mengetahui semuanya dari cerita Ibunya.
"Terus sekarang Ayah kamu dimana?"
Aku mengendikkan bahu tanda tak tahu.
"Kamu udah ketemu sama Ayah kamu?"
Aku menggeleng.
"Ih Ay, jawab pake mulut! Emang kamu nggak ada mulut?"
"Apa bedanya sih Nad, kan jawabannya tetap sama. Iya dan nggak tahu!"
Nadya menghela napasnya, "Tadi kamu sekolah?" tanya Nadya yang sudah mengalihkan topik pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Kecil Ayah [SUDAH TERBIT]
Non-Fiction[Cerita diangkat dari kisah nyata] Mereka bilang cinta pertama mereka adalah Ayah. Mereka bilang laki-laki yang tidak pernah menyakiti adalah seorang Ayah. Tapi kenapa tidak denganku? Kenapa justru Ayah adalah patah hati pertama dalam hidupku? Satu...