Aku sebenarnya sudah tahu jika masalah keluargaku sudah tersebar sampai di sekolah. Tapi sampai saat ini, bibirku masih sulit untuk meminta izin cuti sekolah selama sehari untuk pergi ke persidangan Ibuku.
"Ayra, ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Bu Runi untuk kesekian kalinya.
Aku menunduk memainkan ujung jilbabku dengan tangan.
"Ayra." panggilnya sekali lagi.
Aku memberanikan mendongakkan kepala, "Bu?"
"Iya? Ada apa?"
"Aku... Mau izin sekolah."
"Izin sekolah? Kemana?"
Aku kembali terdiam, takut untuk mengatakan jika alasanku izin sekolah adalah untuk pergi ke persidangan.
"Aku.. Aku.. Izin sekolah... Pergi menjenguk nenekku yang sakit, Bu." akhirnya hanyalah kebohongan yang terucap. Aku tidak berani untuk mengucapkan alasan yang sebenarnya.
Aku melihat Bu Runi tersenyum, "Kamu cuma meminta izin pergi menjenguk nenekmu, tapi kenapa gugup sekali?"
Aku tertawa pelan, "Aku takut Bu, nanti ada ujian mendadak. Makanya gugup!"
Bu Runi geleng-geleng kepala, "Jadi berapa hari kamu izin?"
"Sehari saja Bu."
"Baiklah, ibu akan menaruh absenmu izin selama sehari. Salam untuk nenek kamu, semoga dia cepat sembuh."
Aku mengangguk dan mengucapkan terimakasih lalu keluar dari ruangan Bu Runi.
Alasanku tadi tidaklah sepenuhnya kebohongan, nenekku memang sudah sakit-sakitan, tapi tujuan izinku bukan ingin menjenguk.
"Ayra."
Aku menoleh melihat Nadya berlari ke arahku, "Kenapa Nad?"
"Besok sore jalan-jalan yuk!"
"Besok?"
Nadya mengangguk.
"Emang kemana?"
"Jalan-jalan aja. Lihat angin."
Aku berdecih, "Emangnya angin bisa diliat?"
"Nggak bisa, ya?" Nadya menyengir.
"Aku nggak bisa jalan-jalan."
"Loh kenapa?"
"Besok aku mau pergi."
"Kemana?"
"Jalan-jalan juga."
"Sama siapa?"
"Ibu, Kak Ara, dan Kak Rizky."
"Jalan-jalan kemana sih?"
"Keliling rumah." ucapku asal yang dibalas Nadya dengan memukul lenganku.
"Kalo ngomong suka ngawur, ngapain keliling rumah? Rugiin keringat aja."
"Bagus dong!"
"Apanya yang bagus?"
"Biar nanti kalo lari keringatnya udah abis."
"Iiihh Ayra..."
"Udah ah, aku masuk kelas. Lain kali deh jalan-jalannya. Maaf ya?"
"Iya iya."
•••
"Udah minta izin?" tanya Ibu sambil menaruh sayur kangkung di atas meja.
"Udah."
"Kamu bilang mau pergi persidangan?"
Aku menggeleng, "Ay takut ngomongnya gitu."
![](https://img.wattpad.com/cover/156514534-288-k370313.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Kecil Ayah [SUDAH TERBIT]
Não Ficção[Cerita diangkat dari kisah nyata] Mereka bilang cinta pertama mereka adalah Ayah. Mereka bilang laki-laki yang tidak pernah menyakiti adalah seorang Ayah. Tapi kenapa tidak denganku? Kenapa justru Ayah adalah patah hati pertama dalam hidupku? Satu...