#8
Wa ammaa bini'mati robbika fa haddis.
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)."
(QS. Ad-Duha 93: Ayat 11)
SAMANIATUN :
"Sedingin apapun malam, malam itu akan hangat hanya dengan sebuah senyuman darinya."
KEKASIH UNTIL JANNAH.
8. Pandangan Mata
Mereka semua turun dari mobil Nissan X-Trail berwarna putih. Tepat di depannya ada sebuah butik megah yang tidak pernah Shafiyah lihat. Memang, selama Shafiyah hidup di Jakarta, dia tidak begitu banyak mengenali jalanan Jakarta. Seperti apa yang Avita bilang waktu itu kalau hidup Shafiyah monoton, disitu-situ aja. Shafiyah dituntun Bunda masuk ke dalam yang kemudian disusul oleh Hera dan Rafardhan yang menggendong Nara.
"Eh, ternyata udah pada dateng!" Seseorang dengan kerudung yang menutupi kepalanya menghampiri mereka dengan riang, lantas cipika-cipiki dengan Bunda. "Ya udah yuk, kita kesana. Tante udah siapin."
Seseorang yang entah siapa itu membawa mereka kepada satu ruangan yang tak kalah megah dari yang awal tadi. Gaun-gaun berwarna putih berjejer rapi bergantung di hanger, serta beberapa gaun yang tertempel di manekin membuat Shafiyah meneguk ludahnya dalam. Subhanallah, gaun-gaun yang tersedia di ruangan ini begitu cantik dan indah, terkesan begitu mewah. Mata Shafiyah berbinar melihatnya. Gaun ini pasti harganya bukan main.
"Oh jadi ini calon mantu kamu?" tanya seseorang itu sambil menatap Shafiyah dengan senyum lebar. "Cantik, yah," pujinya berlebihan membuat Shafiyah tersanjung.
"Iya Mir, Alhamdulillah dapet yang cantik," kata Bunda sambil terkekeh pelan.
"Oh iya, Nak, kenalin, ini tante Mira. Dia temen Bunda sedari SD sekaligus orang yang punya butik ini." Bunda memperkenalkan tante Mira kepadanya. Shafiyah tersenyum tipis, kemudian menyalami tangan tante Mira sopan.
Sebenarnya ini bukan fitting, tapi lebih ke membeli. Sebelumnya tante Mira sudah mengatakan kepada Bunda kalau fitting gaun pengantin tidak bisa cepat-cepat. Awalnya Bunda memohon minta bantuan tante Mira untuk mengusahakan, tapi tante Mira bersikukuh tidak bisa dan tidak mau, takutnya hasil akhirnya mengecewakan. Tante Mira merupakan orang yang selalu memaksimalkan tenaganya dalam urusan apapun, terutama usahanya. Namun, tante Mira berhasil menghibur dengan adanya gaun keluaran terbaru di butiknya. Hal itu sudah Bunda beritahukan kepadanya saat di mobil tadi. Shafiyah sama sekali tidak keberatan, karena yang terpenting baginya, dia memakai gaun. Itu, saja.
"Iya sudah, sekarang tinggal pilih aja gaunnya. Bebas, mau yang mana aja tinggal bilang." Tante Mira menyuruh Shafiyah untuk memilih gaun pengantin.
"Ayo, Nak, pilih aja yang kamu suka," Bunda pun ikut memerintahkan Shafiyah.
Tubuh Shafiyah kaku, merasa segan untuk memilih-milih gaun. Ini pertama kalinya Shafiyah belanja dengan Bunda, tentu membuat rasa malu Shafiyah masih tinggi. Biasanya, cuman Avitalah teman perbelanjaan dengannya. Sudah tidak sungkan lagi jika belanja dengannya, malahan terkadang Avita yang bikin malu. "Shafiyah ikut Bunda aja."
"Loh, kok jadi ikut Bunda? Kan yang mau pakai gaunnya kamu, bukan Bunda," katanya. "Udah, nggak usah malu dan sungkan, pilih aja mana yang kamu suka." Tangan Bunda merangkul tubuh Shafiyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Until Jannah
Spiritual[Completed] Jika tahu bukti cinta itu dengan pernikahan, lalu kenapa harus menjatuhkan hati sebelum akad dimulai?