#15 : KHAMSATA 'ASYARA

11.4K 571 19
                                    

#15

Wa'adallohullaziina aamanuu wa 'amilush-shoolihaati min-hum maghfirotaw wa ajron 'azhiimaa.

"Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar."

(QS. Al-Fath 48: Ayat 29)

KHAMSATA 'ASYARA:

Membahagiakan dia adalah tugasnya. Rasa menyebalkan yang menusuk ulu hatinya adalah konsekuensinya karena telah mencintai dia.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

15. Rasa Yang Menyesakkan.

"Hari ini seneng nggak Princess?"

Rafardhan bertanya padanya saat mereka sudah memasuki kamar hotel. Saat itu, Shafiyah sedang melepaskan jam tangan hitamnya di atas nakas. Shafiyah mengangguk dengan senyuman lebarnya.

"Alhamdulillah, Mas. Makasih banyak ya udah nyenengin aku," Shafiyah mendekati Rafardhan, memberikan sebuah senyuman yang tersirat kebahagiaan padanya.

"Kenapa harus bilang makasih? Itu kan udah jadi tugas aku buat nyenengin kamu, Princess. Nyenengin lahir dan bathin," timpalnya membuat pipi Shafiyah merona. Selanjutnya, saat Rafardhan ingin merebahkan tubuhnya di atas kasur, Shafiyah menghentikan aksinya dengan menahan tubuh Rafardhan kuat-kuat.

"Eitts.. Cuci kaki dulu!" titah Shafiyah dengan tatapan mata yang sedikit membulat.

Aksi Rafardhan terhenti, kemudian terdengar menghembuskan napas dalam. "Astaghfirullah sayang, kaki aku tuh bersih. Nih, tuh, liat. Aku kan nggak maen kotor-kotoran juga, sayang."

"Iiihhh.. mau cuci kaki dulu nggak?!" tanya Shafiyah dengan nada mengancam.

Rafardhan diam, matanya malah menatap Shafiyah. Entah kenapa, tatapan Rafardhan seperti itu selalu membuat Shafiyah merasa malu sendiri.

"Ya udah, kalau Mas males cuci kaki, Mas tidurnya di sofa aja," Shafiyah menunjuk sofa panjang yang berada di samping tempat tidur.

Rafardhan menggurutu sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. "Ngancemnya nyeremin!"

Sedangkan Shafiyah terkekeh pelan. Lucu saja melihatnya seperti itu. Dia kayak anak kecil yang baru menginjak usia 5 tahun karena malas cuci kaki sebelum tidur. Dasar, Rafardhan.

Begitu Rafardhan masuk ke dalam kamar mandi, Shafiyah melepaskan khimar serta ciputnya, lalu mengganti baju dengan baju tidur. Rafardhan keluar saat Shafiyah sedang membenarkan ikatan rambutnya.

"Wudhunya sekalian," ujar Shafiyah ketika melihat wajah Rafardhan yang tidak basah.

Lagi-lagi Rafardhan menghembuskan napas dalam, seperti menahan kekesalan padanya. "Kalau ngingetin tuh dari tadi, pas aku lagi di dalem kamar mandi, dong. Masuk lagi, kan? Kamu tuh hobi banget ngerjain orang,"

Lah, kenapa dia jadi marah-marah gitu, sih? Rafardhan aneh!

"Siapa yang ngerjain? Mas yang harusnya inget sendiri kalau mau tidur itu harus ambil wudhu!"

"Istriku cerewet," katanya melengos masuk ke dalam kamar mandi, lagi.

"Cerewet itu tandanya perhatian, tauk!" balas Shafiyah sedikit berteriak. "Mas nggak mau aku cerewetin? Ya udah, aku nggak bakal cerewet lagi!"

Kekasih Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang