#66 : SITTATUN WA SITTUNA

6.1K 376 36
                                    

#66

Ar-rijaalu qowwaamuuna 'alan-nisaaa'i bimaa fadhdholallohu ba'dhohum 'alaa ba'dhiw wa bimaaa anfaquu min amwaalihim.

"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya."

(QS. An-Nisa' 4: Ayat 34)

SITTATUN WA SITTUNA:

Amarahku meredam saat melihatnya.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

66. Jawaban Kebingungan Shafiyah.

Melihat Shita yang bulak-balik masuk-keluar ruangan membuat Shafiyah benar-benar penasaran. Tadi Mas Ajil masuk, terus Mbak Shita juga masuk ke dalam. Mungkin Shafiyah tidak akan curiga jika Shita berada di sini, toh memang Shita tidak ikut pergi ke luar kota bersama suaminya. Tapi, ini. Ajil. Yang ikut pergi bersama suaminya tapi malah berada di sini. Shafiyah menduga jika suaminya itu juga ada di dalam.

Sudah berdiri, mundar-mandir, duduk lagi dengan perasaan cemas tidak karuan. Gelisah. Beberapa menit yang lalu suaminya itu mengirim sebuah pesan yang membuat Shafiyah semakin bingung.

My Imam❤: Aku ketemu klien dulu ya sayangku. Nanti kalau udah beres aku kabarin lagi. Oke, bidadari?

Shafiyah benar-benar bingung. Satu sisi, Shafiyah tidak percaya jika suaminya ada di sini dan berbohong kepadanya. Shafiyah yakin Rafardhan tidak pernah berbohong kepadanya. Rafardhan juga tahu bahwa Shafiyah paling benci dibohongi sedikitpun, atau bahkan demi kebaikan sekalipun. Di sisi yang lain, kenapa Ajil berada di sini? Ya Allah, Shafiyah kebingungan sendiri.

Beberapa menit berlalu diisi oleh kegelisahan dan rasa penasaran begitu tinggi dengan Shafiyah yang tidak bisa diam, pintu ruangan yang Shafiyah curigai itu terbuka. Memunculkan Pak Joe dan Ajil kembali. Kali ini, mereka berjalan berlawanan saat mereka masuk tadi. Sepertinya mereka akan ke luar.

Saking penasarannya Shafiyah, setelah Pak Joe dan Mas Ajil masuk ke dalam lift, Shafiyah mencoba berjalan merayap mendekati ruangan yang sejak tadi menjadi incaran Shafiyah. Di pintu, ada sebuah kaca kecil persegi panjang di sebelah atas, sedikit susah di jangkau Shafiyah sehingga Shafiyah harus berjinjit agar dapat melihat keadaan di dalam.

Lewat kaca di pintu, Shafiyah melihat Shita dan seorang perempuan yang seperti asing tidak asing di mata Shafiyah, serta seorang laki-laki yang sedang memunggunginya. Seorang pria dengan tangan yang di infus kepala pelontos. Shafiyah ragu jika itu suaminya.

Belakangan ini tubuh Rafardhan kehilangan bobot tubuhnya karena menurut dokter Rafardhan hanya kecapean dan kurang makan. Tapi, tubuh Rafardhan tidak sekecil itu.

Shafiyah kebingungan. Antara masuk atau tidak, masuk-tidak. Dari punggungnya Shafiyah yakin jika itu bukan punggung suaminya. Karena takut mengganggu dan salah sasaran, Shafiyah berbalik, lalu menjauhi pintu ruangan.

Baru tiga langkah menjauh, Shafiyah berbalik lagi, menatap pintu ruangan dengan penasaran. Satu langkah mendekat dengan beberapa pertimbangan; lebih baik Shafiyah salah sasaran daripada ia harus mati penasaran.

Sebelum membuka pintu, terlebih dulu Shafiyah menenangkan dirinya sendiri. Membuang napas dalam, lalu berujar pelan, "Tenang, Shafiyah, tenang. Itu bukan Mas Rafardhan. Suamimu kan lagi ke luar kota." Kemudian, Shafiyah menarik napas lagi lalu menghembuskannya.

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Shafiyah menekan knop pintu, menggesernya pelan-pelan. Meski pelan, tentu saja hal itu menjadi perhatian dari orang-orang yang berada di dalam.

Kekasih Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang