#29 : TIS'ATUN WA 'IYSRUUNA

7.1K 420 4
                                    

#29

Kholaqos-samaawaati bighoiri 'amadin tarounahaa wa alqoo fil-ardhi rowaasiya an tamiida bikum wa bassa fiihaa ming kulli daaabbah, wa anzalnaa minas-samaaa'i maaa'an fa ambatnaa fiihaa ming kulli zaujing kariim.

"Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik."

(QS. Luqman 31: Ayat 10)

TIS'ATUN WA 'IYSRUUNA:

Semakin terbuka sikapnya masing-masing, semakin harus menerima dan memahaminya.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

29. Dia Menggemaskan.

Mall merupakan salah satu tempat yang tidak pernah sepi dari kunjungan orang-orang. Apalagi malam minggu seperti ini membuat isi mall dipadati dari berbagai jenis kalangan. Bukan hanya anak muda, tetapi juga, kalangan dari balita sampai kalangan lansia pun tidak ketinggalan. Mereka banyak menghabiskan waktu bersama dengan keluarga sambil melepas penat setelah hari-hari berkutat dengan hal yang melelahkan. Entah itu bekerja ataupun sekolah.

Sepertinya malam minggu lebih padat dari malam-malam biasanya. Terbukti saat Rafardhan memakirkan mobil sedikit jauh dari pintu utama mall. Setelah mereka memasuki mall, Hera mengajaknya untuk melipir ke bioskop. Tadi kata Rafardhan, malam ini bukan malam untuk sekedar belanja, tetapi juga sambil main-main karena ini kali pertama Rafardhan belanja bulanan dengannya.

Shafiyah menatap layar persegi panjang dengan tulisan now showing dengan wajah datar karena tidak ada satu film pun yang menarik untuk ditonton. Bagaima tidak, film yang sedang tayang itu hanyalah film-film horror dan juga thiller. Shafiyah tidak suka. Sejak dulu paling-paling Shafiyah menonton film spiritual romance.

Namun, berbeda dengan Hera. Hera begitu antusias dan meminta Rafardhan supaya membeli tiket film horror dengan segera. "Pasti seru kan Kak?" Alih-alih menjawab, Shafiyah justru mengerutkan keningnya bingung. Film horror serunya dari mana, ya?

"Film horror-nya yang ini aja, Dek?" tanya Rafardhan memastikan sebelum membeli tiket. Hera mengangguk dengan yakin. "Yaudah, Kakak beli tiket tiga, ya. Tunggu bentar di sini."

"Dua aja, Mas." Kontan saja tatapan Hera dan Rafardhan tertuju padanya. Shafiyah tersenyum kaku, tidak enak juga telah menghancurkan suasana mereka.

"Loh, kenapa Kak?" tanya Hera penasaran, kemudian beberapa detik selanjutnya Hera tersenyum menyeringai. "Kak Shafiyah takut sama film horror, ya?"

"Takut itu sama Allah, sayang, bukan sama film horror. Dek, paksa Kak Shafiyah nya Dek," titah Rafardhan begitu enteng.

Tanpa menunggu lama Hera memaksa Shafiyah menuju ruang studio sedangkan Rafardhan membeli tiket. Hera ini kecil-kecil tenaganya kuat juga sampai-sampai Shafiyah kewalahan sendiri. Dan, karena Shafiyah malu menjadi pusat perhatian, Shafiyah akhirnya menyerah sampai di depan studio.

"Ayo Kak," Hera masih memaksanya. Kebetulan waktu itu pintu studio sudah terbuka, Hera lantas menarik lengan Shafiyah kencang-kencang supaya masuk ke dalam. Rafardhan juga, dia ikut-ikutan segala. Rafardhan mendorong Shafiyah dari belakang. Meski tidak memakai tenaga sepenuhnya, tapi tetap saja tubuh Shafiyah kalah dengan dorongan Rafardhan.

Kekasih Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang