Surat Titipan Dari Sang Kekasih

6.5K 358 43
                                    

Assalamu'alaikum, bidadariku

Gimana hari-harinya? Bahagia, kan? Aku harap selalu seperti itu.

Bidadari, maaf ya aku nggak bisa tepatin janji aku buat nemenin bidadari selalu. Sebenarnya aku pengen banget nemenin bidadari sampai bidadari menghembuskan nafas terakhir di bumi. Tapi impian kadang nggak sejalan sama apa yang kita pengin, ya, bidadari? Aku malah pergi duluan dari kehidupan bidadari dan ninggalin bidadari dan juga Ilham.

Padahal aku masih pengen ngasih adik-adik buat Ilham yang banyak. Kayaknya rumah pasti seru, ya, bidadari kalau anak kita banyak? Ada yang kejar-kejaran, ada yang berebut mainan, ada yang nangis, ada yang merengek minta digendong ke aku atau ke bidadari. Bahkan mungkin, akan banyak lagi orang yang akan debat sama aku bidadari milik siapa. Dan aku juga nanti bakal kena timpuk yang banyak di wajah, hahaha...

Jadi nanti, masa muda menjelang tua aku habisin buat ngurus anak-anak kita bareng bidadari. Mengajarkan mereka ibadah kepada Allah dengan baik; caranya shalat, caranya membaca Al-Qur'an juga. Mengenalkan dan juga membuat anak-anak kita cinta kepada Allah dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Ngasih tahu yang makruf dan yang mungkar supaya nanti mereka bisa menjauhkan diri dari yang mungkar dan mendekatkan diri dari yang makruf. Kita mencetak anak-anak yang shalih dan shalihah buat simpanan kita di Surga nanti.

Nah, kalau anak-anak kita nanti udah dewasa dan kita semakin tua, aku habisin waktu aku bareng bidadari lagi. Berdua. Nemenin bidadari yang pelan-pelan rambutnya memutih dan gigi bidadari pun copot satu per satu. Di saat nanti kita ketawa bareng-bareng lagi nggak bisa selepas waktu masih muda karena kita takut gigi palsunya jatuh.

Tapi, ini ketetapan Allah, bidadari.

Bidadari nggak perlu sedih, ya. Aku sayang.

Nanti, kalau misalkan suatu saat nanti aku ninggalin bidadari, bidadari harus faham banyak hal;

Bidadari percaya Allah selalu sayang sama hamba-Nya, kan? Allah ngasih penyakit ke aku itu bukan tanpa sebab, bidadari. Selain karena Allah ingin menghapus dosa-dosa dan segala kesalahan aku, Allah juga mau ngasih aku pahala kalau aku bersabar.

Aku berusaha sembuh juga kok, sayang. Jangan anggap selama ini aku putus asa. Aku yakin ada doa yang bisa di ubah, namun aku juga tahu, bidadari, bahwa ketetapan Allah itu ada. Aku ikhtiarin semuanya supaya aku sembuh. Sembuh untuk bidadari, dan juga Ilham.

Kalau suatu saat nanti nyawaku di jemput malaikat Izrail, bidadari harus percaya kalau Allah itu begitu sayang aku lebih dari apapun. Kenapa? Karena Allah kasihan sama aku. Allah nggak mau liat aku terus-terusan menderita, makanya Allah nyuruh malikat-Nya buat jemput aku.

Allah begitu sayang aku kan, ya, bidadari?

Teruntuk bidadariku ini,

Setelah nggak ada aku, bahagia terus, ya, sayangku? Ada Allah yang akan membuat bidadari bahagia lewat orang-orang pilihan-Nya. Aku selalu berdoa kepada Allah supaya Allah menggantikan aku dengan laki-laki shalih yang lebih bisa bahagian bidadari. Laki-laki shalih yang begitu sayang bidadari dan Ilham lebih dari aku. Supaya bidadari nggak terlalu capek harus ngurus Ilham sendirian, apalagi Ilham semakin besar semakin aktif. Takutnya bidadari kewalahan :D

Wallahi aku nggak ridha jika anak aku sama kayak aku, bidadari. Aku nggak mau status anak yatim yang nempel di aku nempel di Ilham juga. Bidadari harus berkorban buat Ilham juga, ya? Kita udah jadi orang tua, dan kebahagiaan kita bukan lagi di aku atau di bidadari, tapi di Ilham. Aku mengorbankan diri aku buat bidadari nikah lagi, dan bidadari juga harus mau mengorbankan diri bidadari buat Ilham. Supaya, anak kita tetap mempunyai orang tua sempurna. Oke, sayang?

Jangan banyak nangis, aku nggak bisa lagi hapus air mata bidadari yang jatuh. Aku juga nggak bisa meluk bidadari, apalagi ngecup kepala bidadari.

Bahagia terus sayangku...

Aku ada dalam dirimu....

-Surat Cinta Untuk Yang Tercinta, Dari Yang Tercinta.

Tepat dua hari setelah kepergian Rafardhan dari bumi, Shafiyah mendapatkan sebuah surat dari Ajil. Dia bilang, surat ini adalah surat titipan dari kekasih halalnya. Surat yang ditulis ketika Rafardhan berada di rumah sakit sebelum ia menjalankan operasi pertama.

Setelah membaca pesan itu, Shafiyah menangis sejadi-jadinya sambil memeluk surat itu. Surat itu seperti sosok Rafardhan, sehingga Shafiyah memeluknya dengan begitu kencang. Shafiyah benar-benar rindu.

AKU SANGAT-SANGAT MERINDUKANMU, SUAMIKU....

Kekasih Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang