Assalamu'alaikum temen-temen!
Rafardhan-Shafiyah come back! Gimana? Seneng nggak? Atau malah biasa aja?
Happy reading!
#17
Wa ammaa bini'mati robbika fa haddis.
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)."
(QS. Ad-Duha 93: Ayat 11)
SAB'ATA ASYARA:
Menemukannya adalah bukti nyata dari doa kedua orang tua atas izin-Nya.
KEKASIH UNTIL JANNAH.
17. Tawanya Bahagiaku.
Shafiyah menggeretak.
Kekagetan itulah yang membuat kedua mata Shafiyah terbelalak lebar. Tanpa disadarinya, keringat disekitar wajahnya begitu banyak, mengalir seperti air yang disiram ketika sedang mandi. Jantungnya memburu, napasnya seperti sempat tertahan beberapa detik, merasa sesak. Kedua bola mata yang hitam itu mengedarkan pandangannya kesekeliling untuk memastikan bahwa dia masih hidup di bumi Allah ini.
"Kamu kenapa?" Suara dengan khas bangun tidur itu menyapa indra pendengaran Shafiyah. Tangan kekarnya itu lantas mengelus rambut Shafiyah dengan balutan kasih sayang. Siapa lagi kalau bukan suaminya?
Masih sedikit shok, Shafiyah menarik napas dalam-dalam kemudian dikeluarkan secara tenang. "Nggak, nggak papa,"
"Kalau nggak ada apa-apa kenapa bangun? Biasanya kamu kan susah dibangunin kalau belum jam tiga." Rafardhan sedikit menguap, kentara sekali jika dia masih mengantuk.
"Mmm.." Shafiyah tampak berpikir. Cerita, tidak, cerita, tidak, cerita, tidak. Ah, cerita aja, deh. "Barusan aku mimpi, Mas."
"Mimpi? Mimpi apa? Mimpi buruk? Kamu lupa baca doa sebelum tidur kali, atau tadi kamu lupa wudhu?"
"Aku kan tadi wudhunya sebelum kamu, terus tadi kita doa bareng, kan?" Shafiyah menatap manik mata Rafardhan, "Barusan aku mimpiin kamu, tapi mimpinya tuh aneh banget deh, Mas."
Seketika alis Rafardhan naik sebelah. "Aneh? Aneh gimana maksud kamu? Mungkin itu effect karena kamu mikiran aku terus kayaknya, jadinya kebawa mimpi," celetuk Rafardhan. "Lagian kamu kenapa mikiran aku, sih? Aku kan udah deket, kenapa mesti dipikirin lagi, sayang?"
Ih, tuh, kan, dia itu ya.. Pedenya selangit! Tapi.. "Iya kali, ya, Mas?"
"Udah, cowok ganteng satu ini jangan terlalu dipikirin. Dia sayang kamu." Lihat, dia itu emang jago membuatnya tersenyum tersipu, kan? Dia itu Masya Allah, ya?
"Tidur lagi, ya? Aku temenin," Tahu tidak, kalimat itu selalu dia lontarkan setiap malam sebelum menutup mata setelah kejadian itu.. di Bandung.
***
Ada sesuatu yang mengganggunya saat dirinya sedang enak-enakan tidur. Rafardhan melihat keadaan disekitar dengan malas. Ternyata, yang mengganggunya itu adalah suara istrinya. Astaghfirullah.. Dia itu nggak ada kerjaan apa? Jam dinding yang terus berdetik itu masih menunjukkan pukul setengah satu dini hari dan istrinya cekikikan sendiri? Ralat. Dia cekikikan dengan ponsel merahnya. Entah ada hal apa didalamnya sampai-sampai istrinya itu asyik bermain ponsel di jam-jam seperti ini. Melihatnya seperti itu Rafardhan sedikit kesal. Dia itu bukannya istirahat, malah sibuk dengan ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Until Jannah
Spiritualité[Completed] Jika tahu bukti cinta itu dengan pernikahan, lalu kenapa harus menjatuhkan hati sebelum akad dimulai?