#26 : SITTATUN WA 'ISYRUUNA

7.1K 417 3
                                    

#26

Wa lanabluwannakum hattaa na'lamal-mujaahidiina mingkum wash-shoobiriina wa nabluwa akhbaarokum.

"Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu."

(QS. Muhammad 47: Ayat 31)

SITTATUN WA 'ISYRUUNA:

Jika dengan semua ini membuat Engkau Ridho dan mencintaiku, maka aku ikhlas akan ketetapan-Mu.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

26. Saling Menguatkan.

Tidak perlu ditanya lagi bagaimana perasaan Rafardhan ketika menunggu Shafiyah keluar dari kamar mandi untuk memberikannya kabar gembira. Jantungnya berdebar cepat dengan hati penuh harapan. Rafardhan berdoa semoga Allah memberi rezeki kepada rumah tangga mereka dengan kelahiran seorang anak. Rafardhan begitu senang hingga dia berdzikir terus menerus sambil menunggu.

Puluhan pesan masuk ke dalam ponselnya tidak digubris sama sekali. Saat ini fokus Rafardhan hanya tertuju pada Shafiyah. Pintu kamar mandi terdengar terbuka, dengan sigap Rafardhan yang saat itu sedang menyender pada tembok kini berdiri tegap, menghadap Shafiyah dengan raut wajah terpancar kebahagiaan.

"Gimana sayang? Hasilnya positif kan?" Rafardhan memegang kedua bahu Shafiyah dengan semangat, berbeda dengan Shafiyah yang terlihat menunduk lesu, kedua bahu yang sedang dipegang olehnya pun terasa lemas. Rafardhan tidak berfikir macam-macam. Rafardhan mengira, Shafiyah seperti itu hanyalah akting belaka. Berpura-pura sedih diawal namun akhirnya dia akan kegirangan sambil menunjukkan benda tipis yang positif. Ah, akting dia nggak seru, mudah ditebak.

Namun pikiran yang Rafardhan perkirakan mulai menyusut ketika Shafiyah tiba-tiba memeluknya dengan begitu erat sambil menangis terisak. Rafardhan kebingungan. Entah jenis tangisan apa yang Shafiyah keluarkan saat ini. Shafiyah menangis bahagia kah, atau menangis sedih?

"Maaf Mas.." Suaranya terdengar begitu lirih, membuat Rafardhan yang mendengarnya saja seakan merasa sakit. Harapan Rafardhan akan adanya bayi di perut Shafiyah seketika luntur. Rafardhan semakin mendekap Shafiyah yang berselimut rasa kecewa.

"Maaf aku udah bikin Mas kecewa. Hasilnya negatif, Mas. Aku nggak hamil," terangnya masih dengan terisak-isak. Rafardhan yang mendengar ucapan Shafiyah seakan dipukul godam mematikan. Air matanya tidak sadar jatuh ke daratan pipi. Disituasi seperti ini bukan hanya Shafiyah yang terpukul, akan tetapi Rafardhan juga. Apalagi ketika Shafiyah menangis sedih sesegukan seperti ini membuat Rafardhan tambah terpukul.

Wa lirobbika fashbir.

"Dan karena Tuhanmu, bersabarlah." (QS. Al-Muddassir 74: Ayat 7)

Sebelum menenangkan Shafiyah, Rafardhan mengusap air matanya dengan punggung tangan. "Nggak papa, sayang. Nggak papa."

Bukannya berhenti Shafiyah malah semakin mengeratkan pelukannya, membenamkan wajah ke bidang dadanya. Melihatnya seperti ini justru membuat Rafardhan benar-benar terpukul dan tersiksa. Rafardhan tahu, bukan hanya dirinya yang menginginkan bayi, tapi Shafiyah juga.

"Heeey.., udah, nggak papa. Emang belum rezekinya aja. Udah ya jangan nangis lagi. Aku sayang bidadariku." Rafardhan mencoba untuk terus menenangkan Shafiyah meski dirinya juga merasa ada segelintir kecewa. Namun bagi Rafardhan, laki-laki itu harus tegar. Sebelum ini Rafardhan telah merasa kecewa atas kehilangan Ayah. Dan hal ini adalah rasa kecewa yang biasa. Sedari awal Rafardhan salah karena tidak berserah diri kepada Allah. Rafardhan terlalu percaya pada diri sendiri. Astaghfirullahaladzim..

Kekasih Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang