#24
Wa annahuu ta'aalaa jaddu robbinaa mattakhoza shoohibataw wa laa waladaa.
"Dan sesungguhnya Maha Tinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak beranak."
(QS. Al-Jinn 72: Ayat 3)
ARBA'ATUN WA 'IYSRUUNA:
Hanya dengan melihat wajahnya saja, rasa lelah rontok, dan kekesalan mengendur.
KEKASIH UNTIL JANNAH.
24. Pedulinya Adalah Kebutuhan.Sebuah kesengajaan yang dilakukan Rafardhan saat chat dari istrinya mendarat namun didiamkan. Rafardhan senang, tapi Rafardhan juga ingin Shafiyah merasakan apa yang Rafardhan rasakan sejak tadi. Chat-nya tidak dibalas beberapa lama, bagaimana perasaannya? Tapi Rafardhan tidak bisa tahan lama, begitu istrinya itu meneleponnya, dia langsung mengangkat panggilan itu dengan senyum yang mengembang.
"Assalamu'alaikum," katanya saat pertama kali. Rafardhan menjawabnya, lantas berpura-pura masih kesal kepada istrinya itu dengan memasang wajah jutek. Kira-kira reaksinya bagaimana, ya?
"Kenapa? Ada apa nelpon?"
"Dih, Masnya marah," dia meledek, kemudian, entah apa maksudnya, dia memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak membuat Rafardhan mengerutkan keningnya keheranan.
Astaghfirullah, dimatiin? Bukannya minta maaf kek, ngebujuk kek, atau apa lah, ini malah dimatiin. Kan, perempuan tuh suka aneh, kalau dijutekin malah dia yang balik marah, gerutunya kesal.
Baru saja Rafardhan ingin memanggil istrinya, secara tidak terduga istrinya itu memanggilnya lewat video call. Rafardhan senyum-senyum sendiri sembari swipe panel berwarna biru. Alih-alih menyembunyikan senyumnya, Rafardhan masih memasang wajah jutek. Namun kekesalan Rafardhan mulai mengendur setelah dirinya melihat wajah sang istri. Dia itu seperti mempunyai kelebihan tersendiri. Hanya dengan melihat wajahnya saja kekesalan Rafardhan menghilang, tersapu oleh angin dari dalam dirinya.
"Mas, Mas marah, ya? Mas jangan gitu dong, aku kan udah minta maaf,"
"Lagian kamu kemana coba dari tadi aku chat kamu nggak bales sama sekali," Rafardhan masih menunjukkan kekesalannya.
"Mas jangan langsung marah-marah dong, baca dulu chat dari aku makanya. Mas jelek tahu kalau lagi marah-marah. Apalagi kalau ditambah Mas cemberut kayak gitu, jeleknya makin keliatan tahu," dia meledek parah dengan cengengesan kecil diakhir kalimat.
"Sayang ih! Kurang asem kamu!"
"Kurang asem karena aku kan manis, Mas."
"Tumben istriku pede kayak gitu?" Tentu saja hal itu membuat Rafardhan terkekeh.
"Ketularan dari Mas," katanya. "Nah gitu dong, senyum. Sama istri sendiri itu harus banyak senyum, nanti rezekinya banyak, kerjaannya lancar, dan penghasilan yang berkah. Aamiin.."
"Aamiin.. Istriku udah jago ngegoda ya?"
Setelah berhasil menggodanya agar tidak marah lagi, Shafiyah meminta ijin pergi ke luar bersama Avita. Katanya mereka mau pergi ke mall, menghabiskan waktu berdua bersama lagi seperti dulu sambil menunggunya pulang. Sebenarnya Rafardhan lebih suka Shafiyah pulang untuk beristirahat karena seminggu belakangan ini dia sibuk dengan bisnisnya. Tapi karena Rafardhan menghargai pertemanan mereka, maka Rafardhan mengangguk mengijinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Until Jannah
Spiritualité[Completed] Jika tahu bukti cinta itu dengan pernikahan, lalu kenapa harus menjatuhkan hati sebelum akad dimulai?