Ekstra Part 1

8.5K 402 64
                                    

#Ekstra Part 1

Wa in adrii la'allahuu fitnatul lakum wa mataa'un ilaa hiin.

"Dan aku tidak tahu, boleh jadi hal itu cobaan bagi kamu dan kesenangan sampai waktu yang ditentukan."

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 111)

EKSTRA PART 1:

Setengah jiwaku kini menghilang. Hanya dilengkapi dengan baitan doa-doa agar kekasih sejati di sayang Allah.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

Ekstra Part 1. Anak Kecil Yang Malang.

1 tahun kemudian...

"Mas, aku pergi dulu, ya!"

Shafiyah memasukkan peralatan yang harus selalu ada di dalam tas jika hendak pergi; mukena, ponsel beserta power bank, dan dompet. "Pagi ini aku mau ke gudang terus ngecek toko juga. Nanti siang, kalau aku enggak ada urusan aku jemput Ilham di sekolah sama Mbak Ana."

Alhamdulillah bisnis yang Shafiyah kelola sejak dulu kini bisa berdiri sendiri. Orang-orang yang ingin membeli baju Shafiyah tidak hanya melalui social media, bisa juga datang ke toko untuk melihat bahannya secara langsung. Setelah siap semuanya, Shafiyah berdiri dihadapan laki-laki yang sedang tersenyum ke arahnya. "Iya, aku tahu Mas pasti bakal bilang untuk hati-hati, kan? Iya, Mas. Aku bakal hati-hati. Aku juga bakal nyuruh Mbak Ana buat hati-hati juga."

Mata Shafiyah menatap wajah laki-laki yang begitu ia sayang. Laki-laki yang selalu memanggilnya bidadari dengan nada yang lembut. Laki-laki yang tidak ada duanya. "Aku enggak tahu bakal lama atau enggak, tapi aku usahain buat enggak lama-lama kok, Mas. Aku kan mau nemenin Mas di rumah."

"Ya udah, aku pergi dulu ya, Mas. Assalamu'alaikum, sayang."

Sebelum pergi, Shafiyah tersenyum lebar pada Rafardhan. Sosok laki-laki yang berada di dalam figura di atas nakas.

***

Ada anak kecil yang tengah duduk sendirian dengan wajah yang murung. Di taman seperti ini, anak itu terlihat kesepian diantara teman-temannya yang sedang ketawa dan bermain. Sesekali anak itu memperhatikan salah seorang temannya dengan sang Ayah saat menanam pohon. Memakai baju olahraga biru yang serupa dengan teman-teman sekelasnya membuat ia tidak sedikitpun ceria dari teman-temannya. Karena sang anak kecil itu tengah duduk agak jauh dari lingkungan teman-temannya, ada seorang pria yang duduk disampingnya.

"Adek, kenapa adek di sini?"

"Lagi nunggu giliran Ilham," jawabnya singkat dan murung.

"Oh, emangnya ada acara apa, Dek?" Ilham hanya menatap wajah laki-laki itu selama beberapa detik, memberikan tatapan sedih pada pria itu. Setelahnya, Ilham menunduk lagi. Tidak menjawab pertanyaan dari pria itu.

Karena tidak mendapatkan jawaban, pria itu berusaha untuk mencari tahu sendiri. Memfokuskan pada kerumunan anak-anak yang serupa dengan baju anak kecil disampingnya, ditemani Ayahnya masing-masing sepertinya. Seolah faham, pria itu langsung bertanya, "Orang tua adek kemana?"

"Kata Umi, Abi Ilham udah di sana. Sama Allah."

Degh!

Pria itu langsung merasa bersalah.

"U-mi? Umi adek nggak ke sini?"

"Bu guru bilang kalau acaranya sama Abi, bukan sama Umi."

Pria itu merasa kasihan, terlebih lagi anak kecil yang bernama Ilham itu begitu murung. "Terus sekarang adek enggak sama siapa-siapa?"

Kekasih Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang