#20
Wa huwallazii ja'alal-laila wan-nahaaro khilfatal liman arooda ay yazzakkaro au arooda syukuuroo.
"Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur."
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 62)
'ISYRUUNA:
Jika mendapatkan sesuatu hal buruk, ambil saja pelajarannya.
KEKASIH UNTIL JANNAH.
20. Berusaha Melupa.
Ada beberapa hal yang membuat Shafiyah resah belakangan ini. Sebenarnya keresahan itu bisa hilang ketika Shafiyah membaca Al-Quran, shalat, dan berdzikir. Namun, keresahan itu muncul lagi tiap kali melihat tatapan Lysa ataupun Mbak Ririn yang tidak bersahabat. Hal itu membuat Shafiyah merasa menjadi orang jahat, orang yang tidak punya hati, dan orang yang paling tega di muka bumi. Padahal kalau di pikir-pikir, wajar saja, kan, jika Shafiyah mempertahankan keutuhan rumah tangga kecilnya sendiri? Belum lagi, perlakuan Shita yang sikapnya sebelas dua belas dengan mereka membuat Shafiyah kelimpungan sendiri. Apa menikah dengan Rafardhan konsekuensinya harus seperti ini?
Shafiyah bukan tipe orang yang mudah curhat kepada orang, sekalipun orang tersebut amat dekat dengannya. Bukan berarti Shafiyah tidak pernah curhat, dia sering curhat, kok. Tapi curhatnya bukan kepada manusia, melainkan kepada Dzat yang punya segalanya. Menurut Shafiyah, curhat kepada sesama manusia itu tidak memuaskan. Orang-orang paling mengucapkan, "Oh gitu, sabar aja ya." Memang tidak semua orang seperti itu, sih, tapi kebanyakan mereka begitu.
Ketika Shafiyah mengalami masalah apapun, Shafiyah tidak perlu repot-repot mencari seseorang yang bisa diajak curhat. Shafiyah tinggal mengangkat tangan, berdoa. Mencurahkan segala masalah dan isi hatinya kepada Allah meskipun Allah Maha Mengetahui situasi para hamba-Nya. Sebuah ketenangan yang selalu Shafiyah rasakan ketika dia curhat kepada Allah. Dan Masya Allah setelah itu masalah cepat terselesaikan.
Teruntuk kasus ini pula, Shafiyah melakukan hal yang sama; curhat kepada Allah. Tentang Shafiyah yang merasa bersalah karena dirinya menjadi penyebab rusaknya hubungan Rafardhan dengan tetangganya, dan juga atas kesakitan hati yang diderita oleh Shita karena dirinya. Rafardhan pun, malah ikut mendiamkan Mbak Ririn dan Lysa, bukan malah memperbaikinya. Kasus dengan Shita, Shafiyah tidak tahu apakah Rafardhan mengetahuinya atau tidak. Shafiyah berharap suaminya itu tidak tahu akan hal itu, kalau suaminya itu tahu, Shafiyah khawatir jika perlakuan Rafardhan kepada Shita sama dengan perlakuannya kepada Mbak Ririn dan juga Lysa.
Mobil berhenti tepat di garasi pertanda suaminya pulang. Tadi siang Rafardhan sudah memberitahunya lewat pesan WhatsApp jika Rafardhan akan pulang malam. Benar saja, pukul sembilan malam Rafardhan baru pulang dari kantor. Setelah Rafardhan duduk bersama teh hangat, Shafiyah mengajak suaminya memperbaiki hubungan yang rusak dengan bersilaturahmi kepada Mbak Ririn dan juga Lysa. Sebelum waktu berjalan semakin malam, kan? Bertamu malam-malam memang tidak baik, tapi kalau bukan sekarang kapan lagi? Shafiyah mendegar berita dari tetangga lain kalau Mbak Ririn akan pergi ke Jepang lagi subuh nanti.
"Kenapa harus kita yang minta maaf? Adanya juga mereka yang harus minta maaf ke kita karena mereka seenaknya aja mau ngancurin hubungan rumah tangga orang," semprot Rafardhan seketika saat Shafiyah mengajaknya meminta maaf kepada mereka.
Shafiyah diam selama beberapa detik sembari mencoba memahami Rafardhan. Dia mungkin kesal kepada mereka, tapi Astaghfirullah.., sikap seperti itu kekanak-kanakkan, tidak sepantasnya berkelakuan seperti itu untuk orang dewasa. Shafiyah mencoba mengerti. Rafardhan baru saja pulang dari kantor, belum sempat buka baju, tapi Shafiyah sudah membahas hal yang membuat suaminya kesal. Maka, Shafiyah mencoba membujuk Rafardhan dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Until Jannah
Spiritual[Completed] Jika tahu bukti cinta itu dengan pernikahan, lalu kenapa harus menjatuhkan hati sebelum akad dimulai?