#31 : WAAHIDUN WA TSALAATSUUNA

7.4K 437 5
                                    

#31

Inna robbii lathiiful limaa yasyaaa', innahuu huwal-'aliimul-hakiim.

"Sungguh, Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."

(QS. Yusuf 12: Ayat 100)

WAAHIDUN WA TSALAATSUUNA:

Kebahagiaan itu sederhana. Sesederhana menonton acara Televisi bersama, mengobrol bersama, dan menjaili dia.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

31. Tawaran.

Ruang tengah rumah itu tidak pernah lepas dari canda tawa yang begitu renyah semenjak Rafardhan mempersunting Shafiyah. Suasana rumah pun berbeda. Jika dulu Rafardhan pulang ke rumah ini hanya disuguhi sebuah tempat yang sunyi, sekarang rumah ini terasa hangat karena energi dari seseorang yang membuat rumah ini begitu menentramkan dan nyaman. Hampir setiap malam mereka selalu melewatkan waktu bersama diruang tengah ini. Entah itu dengan cada tawa, kejailan yang Rafardhan lakukan, atau senyum malu-malu Shafiyah karena Rafardhan selalu saja menggodanya.

Malam ini mereka begitu anteng melihat salah satu acara Televisi yang membuat mereka tertawa terpingkal-pingkal. Rumah itu terlihat begitu nyaman bagi siapapun yang memandangnya. Saat acara tersebut terhalang karena iklan, Shafiyah memindahkan ke channel yang menurutnya seru sembari menunggu acara tadi dimulai lagi. Perlakuan Shafiyah seperti itu tidak disukai oleh Rafardhan sehingga ditegurlah Shafiyah, "Jangan gitu, iklan juga perlu ditonton. Kasihan mereka, perjuangannya nggak dihargai."

"Iklan tuh nggak seru Mas," jawab Shafiyah, lalu mengembalikan lagi ke channel awal. Kemudian, ponsel Shafiyah yang tergeletak di atas meja berdering menandakan sebuah pesan masuk. Satu Pesan dari Alya.

Alya: Assalamu'alaikum.. Sha, di Jakarta, kan? Lagi sibuk nggak? Masih kerja atau ada kesibukan lain? Aku ada tawarin nih buat kamu. Mau nggak?

Rafardhan itu tipe orang yang kepo. Saat Shafiyah membaca pesan, dia mengintip dari belakang. Karena tidak mau Rafardhan berpikiran macam-macam, Shafiyah dengan sengaja membalas pesan Alya begitu dekat dengannya. Jadi Rafardhan biasa leluasa melihatnya.

P. Shafiyah: Wa'alaikumsalam, Al. Iya aku di Jakarta, kenapa Al? Ada tawaran apa?

Setelah Shafiyah membalas pesan Alya, Rafardhan baru bertanya, "Siapa?"

Sebelumnya Shafiyah belum pernah menceritakan tentang Alya kepada Rafardhan sedikitpun. Teman Shafiyah yang Rafardhan kenali hanyalah Avita. Sudah, dia saja. "Alya, temen SMA aku Mas,"

"Perempuan?"

Shafiyah mengerutkan keningnya saat mendapati pertanyaan yang terlontar begitu saja dari mulut Rafardhan. Namanya aja kan udah jelas Alya, ya udah pasti perempuan lah. Kadang suaminya ini aneh. "Iya, dia perempuan, Mas. Kenapa gitu?"

"Beneran perempuan?" tanyanya lagi mengulang, memastikan. Shafiyah menjawab dengan anggukan yakin. "Syukur deh, jadi aku nggak perlu repot-repot nahan cemburu."

Namun sepertinya kelegaan Rafardhan lenyap begitu saja saat beberapa detik kemudian ponsel Shafiyah mendapatkan pesan masuk dari laki-laki.

Gilang: Assalamu'alaikum Sha

"Sini, biar aku aja yang balesnya." Tanpa menunggu persetujuan darinya, Rafardhan langsung mengambil alih iPhone merah itu dari tangannya. Shafiyah tidak bisa apa-apa selain membiarkan. Takutnya jika Shafiyah menolak keinginannya, Rafardhan malah menuduh Shafiyah yang bukan-bukan. Dia kan gitu, cemburuan. Jadi Shafiyah hanya bisa menghembuskan napas dalam, lantas melihatnya yang sedang mengetik.

Kekasih Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang