#30 : TSALAATSUUNA

7.5K 452 17
                                    

#30

Inna robbakumullohullazii kholaqos-samaawaati wal-ardho fii sittati ayyaamin summastawaa 'alal-'arsy, yughsyil-lailan-nahaaro yathlubuhuu hasiisaw wasy-syamsa wal-qomaro wan-nujuuma musakhkhorootim bi'amrihiii alaa lahul-kholqu wal-amr, tabaarokallohu robbul-'aalamiin.

"Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam."

(QS. Al-A'raf 7: Ayat 54)

TSALAATSUUNA:

Jika hidup tanpa mencoba, maka hidup tidak akan maju-maju.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

30. Mencoba.

"Mas, ini gimana? Bagus nggak?"

Bukannya menjawab, Rafardhan malah berdecak sambil geleng-geleng kepala. Entah keberapa puluh kali Shafiyah bertanya seperti itu dengan pakaian resmi yang berbeda-beda. Perempuan memang suka ribet, ya? Cuman ke kondangan saja mereka pusing harus pakai baju yang mana. Padahal pakai saja yang ada, toh, mereka terlihat bagus pakai apa saja.

Rafardhan menghembuskan napas dalam, menarik tubuhnya untuk duduk, lantas menatap Shafiyah. "Kamu selalu cantik pakai apapun, sayang."

"Tukang gombal," Shafiyah mencolek hidung Rafardhan salting.

"Aku nggak gombal, sayang. Kamu tuh mau pakai apa aja tetep cantik. Meskipun kamu baru bangun tidur, aku tetep akan bilang, bidadariku ini paling cantik."

Rafardhan menangkap pipi Shafiyah kemerahan karena merona. "Terus aja gombal. Males, ih," dia mencebik, lantas memasang wajah cemberut. "Aku tuh serius, Mas.. Nanti siang kan kita akan pergi ke kondangan temen Mas, jadi aku mau tampil cantik supaya aku nggak malu-maluin Mas."

"Harus aku tegasin lagi emangnya?"

"Apa?"

Rafardhan yang mendengar itu terkekeh pelan, menarik Shafiyah supaya duduk di tepi kasur bersamanya. Mendekatkan bibirnya ke telinga Shafiyah, berbisik. "Walaupun tanpa polesan make-up, bidadariku ini selalu sempurna dimataku." Kemudian, dia menarik senyum malu-malu.

"Bidadariku nggak usah repot-repot milih pakaian yang mana sama dandannya kayak gimana. Dandan kayak biasanya aja kamu udah begitu cantik. Kalau perlu, nggak usah dandan aja. Aku takut banyak cowok yang lirik-lirik kamu. Aku nggak suka ya bidadariku ini dilirik-lirik."

Mendengar nada kekhawatiran dari Rafardhan membuat Shafiyah tersenyum tipis manis menggodanya. "Ciee, cemburu ya?" tanyanya lantas terkekeh pelan diujung kalimat. "Gapapa dong, kali-kali bikin Mas cemburu, biar nggak cuman aku aja yang selalu cemburu."

"Kamu cemburu sama siapa?" tanyanya begitu heran, seperti tidak sadar jika Rafardhan telah membuat Shafiyah cemburu.

"Sama banyak perempuan. Kalau aku sebutin satu-satu, aku nggak hafal karena perempuan yang bilang suka sama Mas itu banyak. Terus, ada juga yang minta buat Mas nikahin dia. Mas lupa atau gimana?"

"Aku juga pernah cemburu tahu! Sama Rifki,"

"Ya itu kan karena Kang Rifki nggak tahu kalau aku udah nikah sama Mas." Shafiyah mengelak. "Mas mah beda. Mereka udah tahu Mas udah nikah, tapi tetep aja Mas jadi inceran."

Kekasih Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang