15. "Semuanya bakal baik-baik aja."

2.8K 417 41
                                    

15. "Semuanya bakal baik-baik aja."

***

2014

"Mau minta oleh-oleh apa dari Bandung?"

Aira tak langsung menjawab. Gadis keriting yang masih berwajah bantal khas bangun tidur itu sejenak berpikir sembari menatapi wajah Fajar yang tertampil di layar ponselnya.

"Mau boneka," sebutnya kemudian, menyengir lebar menampilkan deretan giginya.

Fajar nampak mendecak. "Kan boneka lo udah banyak," sahutnya tak setuju. "Lagian lo udah SMP masa masih mau beli boneka sih."

Aira memberengut. "Emangnya ada ketentuan anak SMP nggak boleh beli boneka?" katanya sebal.

Fajar menghela napas. "Ya udah nanti gue beliin yang bentuknya bebek. Biar mirip kayak lo, monyong."

Aira melotot. Sementara Fajar hanya tertawa karena merasa berhasil memancing kekesalan Aira.

Berikutnya, Aira yang sedang tengkurap di atas ranjang kamarnya, kini jadi menggembungkan pipinya.

"Fajar kapan pulang?"

Fajar tersenyum tipis mendengar nada manja itu. "Bentar lagi. Kenapa sih? Kangen, ya?" godanya kemudian.

Aira mencebik lucu. "Kan ada pasar kaget depan kompleks. Gue belum ke sana gara-gara lo nggak di rumah. Kalau datang ke sana sendiri kan kelihatan banget gue jomblo," ujarnya sedikit merengek.

"He, apaan masih SMP udah ngomongin jomblo? Nggak boleh. Pamali," tegur Fajar dengan wajah pura-pura serius.

"Dih. Tadi katanya gue udah SMP, udah besar nggak boleh mainan boneka. Tapi ini lo malah bilang kalau gue masih kecil, makanya nggak boleh ngomongin jomblo. Dasar nggak konsisten," hujat Aira menjulurkan lidah.

Fajar hanya tertawa. "Ya udah besok ke pasar kaget. Lusa gue juga udah balik ke Jakarta kok."

Aira menggumam singkat. Selanjutnya, gadis itu jadi terdiam menyimak Fajar yang mulai sibuk bercerita tentang kegiatannya selama berada di Bandung.

Kini, Fajar memang sedang ada di Bandung untuk mengikuti kompetisi futsal bersama teman-teman sekolahnya.

Sekolah Fajar memang terkenal dengan prestasinya di bidang olahraga. Maka tak heran jika mereka bahkan ikut serta dalam kegiatan perlombaan olahraga di luar Jakarta.

Ketika Fajar sedang menceritakan kegiatan jalan-jalannya ke Cibaduyut, salah satu tempat pembuatan sepatu ternama di Bandung, seseorang mendadak memanggil nama cowok itu. Membuat Fajar sejenak menjeda ceritanya dan melongok untuk menjawab panggilan tadi.

"Eh, Ai. Udah dulu ya. Gue dipanggil sama pelatih," kata Fajar sesaat kemudian.

Aira berdecak kecewa. Padahal gadis itu sangat suka menyimak Fajar bercerita dengan mata berbinar-binar seperti tadi. "Ih, ngapain sih? Bukannya lo udah selesai ya tandingnya?" tanyanya tak rela.

Fajar terkekeh geli. "Kangennya nggak usah sampai kayak gitu juga kali," ejeknya, lalu bersiap bangkit. "Udahan ya. Nanti, gue beliin boneka yang besaaaar banget buat lo."

Aira akhirnya mengangguk meski dengan bibir mengecurut. "Ya udah deh," katanya kemudian.

Fajar kembali tertawa. "Senyum dong, Ai."

Aira segera memasang senyum palsu. "Nih, senyum nih," ujarnya yang malah membuat tawa Fajar semakin berderai.

Berikutnya, gadis itu melambaikan tangan, tepat sebelum wajah ceria Fajar menghilang dan berubah menjadi tampilan chat LINE di layar ponselnya.

JealousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang