26. Kalut

2.1K 330 118
                                    

26. Kalut

***

Aku tak percaya lagi.
Dengan apa yang kau beri.
Aku terdampar di sini.
Tersudut menunggu mati.

Fajar mendelik. Keinginannya untuk melupakan segala masalah sepertinya tak akan tercapai ketika ia melihat dua temannya justru sibuk berduet di tempat karaoke itu.

Kini, Deni dan Adit berdiri saling berhadapan, lengkap bersama microfon di tangan masing-masing. Dengan penuh penghayatan, keduanya menyanyikan lagu dari penyanyi terkenal Sheila On 7 yang berjudul Berhenti Berharap.

Sialnya, isi lagu itu seperti sedang menyindir Fajar.

Aku tak percaya lagi.
Akan bunga matahari.
Yang dulu mampu terangi.
Sudut gelap hati ini.

Kali ini, suara cempreng Adit membahana memenuhi ruangan.

Membuat Fajar lagi-lagi mendecak malas di sofa panjang itu. Dalam hati berdesis karena merasa tersindir.

Demi apapun, dari banyaknya lagu, kenapa dua teman rusuhnya itu malah memilih lagu-lagu bertema galau?

Fajar mengumpat lirih.

Langsung merasa menyesal telah mengajak Deni dan Adit, padahal masih ada Tama, Yuda, atau bahkan Randi yang tentu akan lebih membantu dari duo laknat itu.

Aku berhenti berharap.
Dan menunggu datang gelap.
Sampai nanti suatu saat.
Tak ada cinta kudapat.

Fajar melengos. Memilih untuk memainkan ponselnya di atas meja daripada harus menyimak lagu itu.

Cuma bikin makan ati....

Begitu batinnya sambil menggulir feeds instagram.

Kenapa ada derita.
Bila bahagia tercipta.
Kenapa ada sang hitam.
Bila putih menyenangkan.

Namun, Fajar tetap menghela napas ketika bait itu dinyanyikan.

Mau tak mau kembali teringat akan kejadian pagi ini ketika cowok tinggi itu baru pulang dari lari pagi di taman komplek.

Ketika Aira berdiri melamun sambil menyiram bunga, yang kemudian mendapat omelan dari Agnes karena tak sengaja membasahi jemuran baju.

Awalnya, Fajar menertawai kebodohan Aira. Apalagi ketika gadis itu hanya menciut diam mendengar omelan Agnes dari teras depan.

Begitu Agnes berbalik masuk ke dalam rumah, Fajar sebenarnya ingin mendekat dan menjahili Aira seperti biasa. Tapi baru satu langkah ia berjalan, langkah cowok itu mendadak tertahan berhenti.

Melihat Aira yang tiba-tiba meluruh jongkok, lalu menenggelamkan wajah pada lipatan lengan di atas lutut. Perlahan mulai terdengar isakan keluar dari mulutnya.

Aku pulang....
Tanpa dendam....
Kuterima....
Kekalahanku....

Suara Deni dan Adit sama-sama melengking di nada tinggi itu. Namun seolah tak peduli, keduanya malah semakin menghayati seolah sedang masuk dalam adegan video klip.

Aku pulang....
Tanpa dendam....
Kusalurkan....
Kemenanganmu....

Fajar mendesah gusar. Seharian ini, ia berusaha untuk menemui Aira. Cowok jangkung itu datang ke rumah Aira, tapi Agnes berkata Aira sedang tidur di kamarnya.

Dua jam kemudian, Fajar kembali datang. Tapi Agnes masih memberikan jawaban yang sama. Meski jelas mata Agnes menyiratkan sesuatu yang lain.

Hal yang Fajar tangkap sebagai ungkapan bahwa Aira tidak sedang baik-baik saja.

JealousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang