9. nama mu Gestia?

1.4K 81 10
                                    


Dengan langkah lebar gadis itu berjalan menelusuri jalanan Desa yang telah sepi. Tak ada satu orang pun yang lewat, pencahayaan yang minim serta hutan disisi kiri dan kanan membuat suasana nya semakin mencekam.

Gadis itu merapatkan jaket yang ia kenakan karena udara di luar begitu dingin. Ia berjalan cepat, agar segera sampai ketempat yang hendak ia tuju.

Pohon Oak di ujung jalan

Gadis itu bergumam dalam hati, sembari mempercepat langkahnya. Terlebih saat ia merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.

Brakk...

"Aaaa..."
Gadis itu berteriak lalu berlari karena takut. Ia terus berlari secepat yang ia bisa, ia melihat ke belakang dan terlihat di sana ada seseorang dengan pakaian serba hitam dan mata yang berkilat merah.

Gadis itu semakin dilanda rasa takut, ia terus berlari dan terus berlari hingga.

Bugh...

"Aw.. Shit!"

Ternyata ia menabrak pohon di depannya. Ia memegang kepalanya yang terasa begitu pusing, dan begitu ia melihat telapak tangan nya, saat itulah ia terkejut melihat darah segar ditelapak tangannya.

"Darah.."

Gestia mengambil tisu di tas yang ia bawa kemudian mengelap darah di dahinya. Tak lupa ia menekan luka di dahinya dengan tisu agar darahnya berhenti keluar.

Gestia mencoba untuk bangkit, dan ia baru sadar ternyata saat ini ia berada tepat di depan pohon yang ia cari.

"Dimana Jenny"

Gestia bergumam sembari melihat ke arah jam tangannya. Begitu ia berbalik badan seketika ia mundur dan lagi-lagi kepalanya membentur pohon.

"Aww.."

Gestia mengelus kepalanya yang berdenyut. Dan melihat ke arah orang berjubah hitam di depannya.

"Si--si-ap-a k--au?"
Gestia terbata-bata pasalnya mata orang tersebut berkilat merah.

Orang itu pun membuka jubah yang ia gunakan lalu tampaklah siluet tubuh wanita dengan baju serba hitam, rambut merah dan kulit putih pucat.

"Nama mu Gestia?"

Mata wanita itu tak lagi berwarna merah, wanita itu tersenyum ke arah Gestia.

"Iya aku Gestia"

Gestia masih ketakutan, terdengar jelas dari suaranya. Keringat dingin telah membasahi tangan serta dahinya.

"Jangan takut Gestia, aku Jenny. Ayo kita pergi sekarang sebelum Julien menemukan mu"

Gestia mengernyit kan dahinya bingung.
"Siapa Julien?"

Bukan nya menjawab, Jenny malah tersenyum dan mendekat ke arah Gestia.

"Nanti aku jelaskan saat kita berada di rumah ku"

Gestia mengangguk patuh, Jenny benar tempat ini begitu menyeramkan dan gelap.

"Tutup mata mu Gestia.. Jangan pernah membuka mata mu sebelum aku menyuruh mu membuka mata"

"Baiklah Jenny"

Jenny pun menggenggam erat tangan Gestia, merapalkan sesuatu lalu dalam hitungan detik mereka pun hilang dari sana.

Selang beberapa detik seorang pria datang dengan pakaian serba hitam miliknya. Ia mengambil tisu yang Gestia gunakan untuk membersihkan darah di dahi gadis itu tadi, kemudian mencium aroma darah tersebut. Pria itu menghirup dalam, memejamkan matanya seolah menikmati bau darah tersebut.

Werewolf Story [Adrian Deandra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang