21. Memories

1K 68 12
                                    


Part 21:

"Kau memiliki seluruh kekuatan ku, tumbuhlah besar menjadi anak yang baik dan cantik.. Ayah dan ibu selalu menyayangi mu"

"Hentikan! Langkahi dulu mayat ku Julien!"

"Ibu menyayangimu sayang, suatu saat kita akan bertemu lagi"

"Kau harapan kami satu-satu nya, carilah kami ketika kau telah mengetahui semuanya"

Semilir angin pagi membelai lembut wajah cantik gadis itu, matanya sembab karena terus menerus menangis, terlebih setelah mimpi yang ia alami beberapa waktu lalu.

Perlahan mata itu mulai terbuka, mengerjap beberapa kali hingga akhirnya terbuka sempurna menampakkan iris Warm Honey milik nya. Ia duduk bersandar di kepala ranjang sembari memandang lurus ke depan. Menerawang jauh dan lagi-lagi bulir-bulir air mata membasahi pipinya.

Hatinya terasa begitu perih dengan cobaan yang terus saja mengusik hidupnya, merenggut kebahagiaan nya. Permainan takdir begitu kejam bukan?

Tok... Tok....

Suara ketukan pintu membuat Gestia tersentak, membuyarkan lamunannya. Perlahan kakinya turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu.

Begitu pintu di buka sebuah pelukan pun ia dapatkan. Gestia yang belum sadar sepenuh nya membeku karena pelukan yang terjadi secara tiba-tiba.

"Kak Adrian sudah pulih kak, mungkin satu minggu lagi ia akan sadar"

Kata-kata itu sukses membuat tangis Gestia pecah, bukan tangis kesedihan, tapi tangis kebahagiaan.

"Kau tidak bohong kan Lyssa?"

Gestia bertanya untuk memastikan jika ia tidak salah dengar. Sebuah gelengan pun ia dapatkan sebagai jawaban jika yang ia dengar tidaklah salah. Adrian benar-benar sudah pulih dan akan sadar beberapa waktu lagi.

"Sebaiknya kakak bersiap-siap dulu, aku ingin mengajak kakak dan putri-putri ku berkeliling pack"

Gestia mengangguk dan tersenyum sembari menghapus sisa air matanya. Ia tampak lebih hidup sekarang, selama ini ia selalu murung, selalu menghabiskan waktunya untuk menangis dan terus menangis hingga akhirnya ia lelah dan tidur. Itu lah rutinitas nya sehari-hari sejak kejadian itu terjadi.

"Aku juga akan membawa kakak ke suatu tempat, kami menunggu di bawah ya kak"

Gestia mengangguk "iya, aku tak akan lama"

Gestia kembali masuk kedalam kamarnya. Membersihkan dirinya di bawah guyuran air dingin untuk membuatnya segar kembali.

Rona bahagia kini tampak jelas di wajah cantiknya.
"Aku merindukan mu Adrian"

****

Seorang wanita berambut merah dan seorang pria berambut coklat tua itu berlari membelah hutan. Mereka akan bertemu seseorang di sebuah rumah di dekat pantai.

"Kita sudah sampai, tapi sedari tadi aku tidak melihat rumah di sekitar sini"

Revano tampak kebingungan, disana tidak ada satupun rumah. Begitu sunyi, hanya suara deru ombak yang menghantam batu dan karang di sana.

Werewolf Story [Adrian Deandra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang