8. Saudara?

1.3K 90 11
                                    

Adrian Deandra..
Pria itu tampak termenung sendiri di tepian pantai tempat ia tinggal dulu. Ia membiarkan semilir angin pantai menerpa wajah tampan miliknya. Matanya tertuju lurus kedepan pantai dengan air berwarna hijau dan pasir putih nan bersih itu.

Rasa rindu nya akan sosok saudara kandungnya kian menyiksa nya, membuat nya merasakan sesak sehingga sangat sulit baginya bernafas dengan lega.

Gelak tawa saudara kandungnya memenuhi kepalanya, suara yang begitu ia rindukan itu terus menerus menghantui fikirannya. Suara dari sosok yang selalu ia banggakan, sosok yang selalu ia idolakan.

Seburuk apa pun saudaranya itu, sungguh ia tak memiliki sedikit pun rasa dendam. Ia sempat membenci, namun rasa benci itu menghilang saat ia tahu sosok kejam itu bukanlah kakaknya. Sosok itu bukan lah saudara kandungnya, jiwa saudara nya itu seakan hilang berganti dengan jiwa yang memiliki sifat jahat dan licik dengan ambisi menguasai dunia.

Jagalah dia Adrian.. Dia satu-satunya yang kita miliki..

Jangan biarkan mata indah itu menitikkan air mata..

Aku mempercayaimu Adrian.. Aku percaya sepenuhnya pada mu..

Kau saudara ku, saudara ku yang sangat hebat ..

Aku menyayangi kalian.

Aku menyayangi kalian.

Aku menyayangi kalian.

Kata-kata itu terekam jelas di memori Adrian. Ia masih ingat betapa tulusnya sang kakak mengucapkan kata demi kata itu.

"Aku menyayangi kalian"
Adrian berucap begitu lirih, air matanya menetes begitu saja. Ia merasa begitu gagal karena tak berhasil menyelamatkan kakaknya itu. Lalu kejadian tak terduga mempertemukan mereka, akan tetapi Adrian kalah cepat dan kembali kehilangan sosok kakaknya itu.

Tak jauh berbeda dengan Adrian, di sebuah danau dengan air yang begitu bening dan tenang seorang pria duduk termenung di sana. Matanya lurus menatap kedepan, ia akan merasa sangat pusing jika mengingat tentang saudaranya.

Ya, ingatannya belum sepenuhnya pulih. Yang pasti ia sudah mengetahui jika ia memiliki dua orang adik yang begitu ia sayangi di masa lampau.

"Aku bahkan tidak ingat seperti apa wajah Ibu"

Ia mengambil dan melempar batu kerikil di sampingnya, melempar batu itu dengan sekuat tenanganya sehingga batu itu terlempar jauh sebelum akhirnya tenggelam kedalam danau itu.

Ia meremas rambutnya dengan kasar, begitu frustasi dengan keadaan yang ia hadapi saat ini. Ia sangat ingin menemui saudara-saudaranya meminta maaf atas apa yang ia lakukan selama ini. Kejahatan yang ia lakukan kepada saudara laki-laki dan saudara perempuannya.

"Adrian Deandra"

"Alyssa Claire"

Raven bergumam begitu lirih, ia begitu menyesali perbuatannya. Andai saja ia tidak mengikuti kemauan ayahnya. Tapi jika ia tidak menuruti kemauan sang ayah, maka setiap harinya ia harus melihat adik-adiknya di siksa oleh sosok pria yang mereka sebut ayah itu.

Raven rela melakukan apa pun asal adik-adiknya tidak lagi menangis , dan merintih ke sakitan. Tapi jika ia tahu dengan memenuhi kemauan sang ayah akan menjadi sosok yang amat sangat jahat , Raven lebih baik memutuskan untuk mati.

Werewolf Story [Adrian Deandra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang