27.

856 49 15
                                    

Derap langkah kaki mendominasi ruangan gelap tersebut, tak ada setitik cahaya pun disana. Gelap , sunyi dengan suasana yang begitu mencekam.

Iris merah ke emasan itu tampak begitu bercahaya disana, senyuman miring terlihat jelas di wajahnya. Kulitnya yang putih begitu kontras dengan suasana yang begitu gelap.

Tak ada sedikit pun rasa takut yang ia rasakan. Ia melangkah dengan tegap, melangkah dengan anggun melewati lorong demi lorong gelap tersebut.

Sekelebat cahaya tampak dari kejauhan, senyum miringnya semakin terlihat jelas, ia mempercepat langkahnya.

"Ck.. Sudah ku duga"

Ia berjalan cepat segera menodongkan belati miliknya di leher orang tersebut.

"Aku tak membutuhkan penghianat seperti mu!"

Dengan cepat ia melukai leher orang tersebut, membuat darah mengucur deras dari luka yang di toreh oleh belati miliknya. Dengan cepat ia memutar tubuh orang tersebut membuat orang itu tertunduk lemah di hadapannya.

"Aku sudah bilang pada mu Claire, aku benci seorang penghianat!"

Nafasnya kian memburu, iris matanya berkilat merah. Dengan tatapan penuh intimidasi ia menatap Claire, membuat gadis itu gemetar hebat.

"Maafkan ak--"

Kembali belati di tangannya menoreh luka di tubuh Claire, jeritan kesakitan kembali terdengar di lorong tersebut.

Dengan santai ia mencicipi darah segar yang ada di belati miliknya.

"Manis"

Senyuman miringnya kembali ia tampilkan, taringnya mencuat, dengan aura kelam yang menyelubungi tubuhnya.

Ia berlutut, mendekatkan tubuhnya dengan Claire. Lalu berbisik tepat di samping telinga Claire.

"Aku menyuruhmu untuk membebaskan dia! Bukan melukai lalu mengurung nya disini!"

"Tap--pi dia sudah jahat padamu " suara Claire bergetar, ia takut, begitu takut.

"Itu bukan urusan mu! "
Wanita di depan Claire menggeram, ia begitu marah dan benci orang mencampuri urusannya.

"Ma--afkan a--ku Ge- , Akh!"

Dengan satu gerakan  tangan Wanita di hadapan Claire menembus dada kiri Claire. Mencabut paksa jantung milik Claire, lalu membuang ke sembarang arah.

"Aku mencintainya ! Kau tau aku memcintainya!"

Wanita itu berteriak, membuat suaranya menggelegar di lorong tersebut. Tangannya terkepal kuat lalu dengan langkah tegap ia memasuki ruang di depannya.

*Braakkk

Pintu tertutup dengan kasar, hatinya nyeri melihat kondisi seorang pria yang terbaring lemah di atas ranjang.

Tangannya membelai lembut wajah tampan yang selalu berhasil membuatnya rindu.

"Bangunlah ....















.
.
.
.






.
.
.
.

Bersambung...

Cie..

Yang

Ke tipu

.
.
.

Aku belum mau up..

Itu spoilernya doang..

.
.
.
.

Masih mau aku up gak sih?

.
.
.

Coment for next..

Vote kalau ikhlas..

Nggak , jangan ngevote..

.
.

Gua bukan orang baik,

Dalam mode pen makan manusia..

.

See you..

Ketapang, 21 February 2019
19.54

Werewolf Story [Adrian Deandra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang