1. Aku akan pergi

2.6K 166 44
                                    

Gadis dengan rambut berwarna coklat sebahu itu berjalan melangkah dengan tergesa-gesa di lorong rumah sakit. Tubuhnya tampak basah, ia harus segera kerumah sakit karena mendapat telpon secara tiba-tiba.

"Gestia kemarilah , ibu dan ayah mu mengalami kecelakaan"

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Tak perduli dengan hujan deras yang mengguyur bumi, serta petir yang saling bersahutan di atas langit. Ia langsung mengambil kunci mobilnya dan segera bergegas menuju rumah sakit. Namun di pertengahan jalan mobilnya mogok, ia memutuskan untuk keluar dan berlari membelah derasnya hujan.

Disinilah ia sekarang, ia berjalan terus berjalan hingga akhirnya ia bisa melihat dengan jelas sosok wanita yang tak lain adalah Adik dari ibunya.

"Apa yang terjadi ?"

Kata-kata itu langsung keluar dari mulutnya. Ia ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya, ia dilanda rasa panik pasalnya kedua orangtuanya baru saja pulang dari rumah gadis itu.

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi?!"

Kali ini suaranya meninggi, pasalnya ia tak kunjung mendapat jawaban. Orang-orang di sana hanya menangis tersedu-sedu.

"Ayah mu Tia, dia..."

Frengky angkat bicara namun ia tampak ragu-ragu untuk memberitahu Gestia.

"Katakan apa yang terjadi Frengky!!"

Gestia mengguncang tubuh Frengky, menuntut penjelasan. Air mata yang ia tahan sedari tadi akhirnya tumpah begitu saja. Rasa khawatir pun memenuhi kepalanya, firasat buruk terus menerus mendesaknya.

"Dia telah tiada"

Kata-kata itu lolos dari mulut Frengky, bersamaan dengan suara petir yang terdengar begitu mengerikan. Seketika Gestia merasa tubuhnya lemah, ia tak kuat menopang berat tubuh nya lagi. Tubuh nya ambruk dengan air mata yang mengalir dengan deras.

Bagai dihantam batu besar, nafasnya tercekat seluruh oksigen seakan hilang saat itu juga. Membuat nya dilanda rasa sesak yang begitu menyiksa. Tubuh nya terguncang dengan isak tangis pilu yang menggema. Seorang wanita mendekat kearah Gestia , membawa gadis itu kedalam pelukannya.

"Katakan jika ayah ku masih hidup Tante"

Air matanya mengalir deras, ia baru saja bertemu dengan Ayah nya. Ia baru saja memeluk Ayahnya, bagaimana mungkin sosok itu telah pergi sekarang? Bagaimana sosok itu pergi meninggalkan nya secara mendadak seperti ini?

"Dimana ibu?"
Gestia memandang ke arah Briana , ia berharap Tante nya itu berkata jika ibu nya baik-baik saja.

"Ibu mu .. keadaan nya cukup parah Tia, saat ini ia koma"

Lagi-lagi hatinya terasa hancur saat itu juga. Perih, sakit, semuanya bersatu menciptakan perasaan yang begitu menyiksa dirinya.

Isak tangis pilu memenuhi tempat tersebut. Gestia tak mampu berkata-kata lagi. Andai ia menurut , mungkin kejadian ini tak kan pernah ada. Mungkin ayahnya masih ada bersama mereka saat ini.

"Maafkan Tia" lirih Gestia di sela isakannya.

Kilasan memori tentang percakapan Gestia dengan ayah serta ibunya pun kembali hadir.

"Gestia tetap akan melanjutkan pendidikan Gestia di sana Ibu"

"Tapi Tia, kamu itu perempuan..tak seharusnya kamu terus menerus hidup mengejar gelar yang ingin kau capai . Kau harus segera menikah!" Suara Geovani ibu dari Gestia meninggi, pasalnya anak semata wayangnya itu terus menerus menolak .

"Tia tidak mau menikah dengan pilihan Ibu dan Ayah.. Gestia tidak mau menikah sekarang"

Gestia masih kekeuh dengan keinginan nya.

Werewolf Story [Adrian Deandra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang