20. AKTIVITAS SENIN

1.2K 103 101
                                    

Hari ini siswa SMA Cendrawasih akan melakukan kegiatan rutin tiap senin pagi. Melaksanakan upacara bendera. Saat suara bel pertanda upacara akan dimulai, Alvaro segera memakai topinya lalu berdiri dari tempatnya hendak menuju lapangan.

Melihat Alvaro yang begitu semangat pagi ini, Andre segera menyusul kawannya itu. "Woi, tungguin kek. Semangat amat lo upacaranya, sekali-kali bolos skuy?" ujar Andre.

"Iya Al, gak bosen lo dengerin ceramah Pak Subandi yang itu-itu mulu?" tambah Rey.

Alvaro tetap berjalan dan mengabaikan mereka. "Sekalian gak usah sekolah lo-lo pada!" ucap laki-laki itu dengan tenang.

"Bosan ki! pasti bahas tentang kebersihan lagi, kalau tidak, na bahas lagi anak-anak Alextor yang kemarin di dapat tawuran. Malas ka dengar deh!" ucap Midun sewot.

"Emang kemarin siapa yang digebukin?" tanya Rey, yang memang tidak tahu masalah.

"Kacungnya Gerald, si Bastian yang songongnya sebelas duabelas dengan Gerald," jawab Andre.

"Mereka gak jengah apa? Perlu dibakar aja markas mereka, biar tau rasa bangsat!"

"Slow, atasi mereka dengan cara yang pinter." ucap Alvaro dingin. "Buruan kita ke lapangan, yang lain pada nungguin." lanjutnya dengan tegas. Tanpa ada bantahan, ketiganya pun pada akhirnya mengikuti laki-laki itu dari belakang.

Di antara mereka, Alvaro sudah seperti arahan positif. Anak itu selalu mengingatkan teman-temannya hal baik yang harus mereka kerjakan. Hidupnya memang sedikit liar. Tapi Alvaro masih paham tentang attitude hidup.

Alvaro masuk di barisan kelasnya, ia berdiri di samping Edo, teman organisasinya saat osis SMP dulu. Alvaro melirik sekilas ke arah Edo, cowok itu terlihat fokus dengan ponselnya. Raut wajahnya begitu gusar. Alvaro type orang yang malas kepo dengan urusan orang, tapi melihat Edo sepertinya membutuhkan sesuatu.

"Kenapa lo?" akhirnya Alvaro bersuara.

Edo menoleh ke samping menatap Alvaro.

"Kia gak masuk hari ini, trus malah nyuruh gue gantiin dia jaga di UKS."

"Terus?"

Edo nyengir lebar. "Tau aja kan lo, gue kagak suka UKS, apalagi ngeliat nuansa putih terlalu lama gitu. Biassalah, phobia bau obat-obatan juga."

Alvaro hanya mengedikkan kedua bahunya.

"Lo gak niat bantuin temen lo, Al?" tanya Edo.

"Emang lo temen gue?"

"Sialan! Buruan elah, hari ini pasti pak Subandi ceramahnya sejam. Ngebosenin. Mending lo jaga di UKS sambil nyantai."

Tawaran Edo cukup menarik. Alvaro tampak menimbang-nimbangkan. Tidak ada ruginya juga. Intinya dia tidak membolos upacara dengan cara yang tidak sopan.

"Oke."

"Nah gitu dong, jadi teman berguna dikit."

Alvaro langsung saja membalikkan badannya menuju ruang UKS. Pertama kalinya ia terhindar dari upacara bendera yang begitu membosankan. Sungguh hal yang langka.

****

Rasa pusing di kepala Melody tidak kunjung reda. Gadis itu memilih kembali membaringkan tubuhnya di ranjang UKS.

Akhir-akhir ini ia merasa tubuhnya memang kurang fit karena jarang makan dan berolahraga. Akibatnya, dia harus absen upacara bendera senin ini. Padahal pagi ini ia bisa saja mencuri-curi pandang di kelas Alvaro yang memang bersebelahan dengan barisan kelasnya.

Melody Kata [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang